Ilustrasi dolar AS. Foto: MI
Husen Miftahudin • 2 November 2023 10:05
Singapura: Dolar AS melemah secara luas pada Kamis, mengikuti penurunan imbal hasil Treasury AS karena pasar semakin yakin Federal Reserve telah menyelesaikan siklus pengetatan kebijakan moneter agresifnya setelah mempertahankan suku bunga tidak berubah.
The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga stabil seperti yang diharapkan, karena para pengambil kebijakan berjuang untuk menentukan apakah kondisi keuangan cukup ketat untuk mengendalikan inflasi.
Namun, Ketua Fed Jerome Powell mengakui kenaikan imbal hasil obligasi Treasury, suku bunga hipotek rumah, dan biaya pembiayaan lainnya yang didorong oleh pasar baru-baru ini dapat berdampak pada perekonomian selama hal tersebut terus berlanjut.
Keputusan tersebut mengangkat sentimen di Wall Street, yang meluas ke sesi Asia, memberikan sedikit dorongan pada dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko.
Aussie naik 0,5 persen ke level tertinggi tiga minggu di USD0,6426, sementara kiwi juga melonjak lebih dari 0,5 persen hingga mencapai level tertinggi dua minggu di USD0,58825.
Dolar melemah secara luas seiring dengan imbal hasil Treasury AS yang menyentuh posisi terendah multi-minggu di awal perdagangan Asia.
"Tampaknya bagi kami FOMC sekarang berada dalam mode bertahan, meskipun dengan cara yang hawkish, bukan sekadar jeda," kata kepala ekonom Wells Fargo, Jay Bryson.
"Artinya, kami pikir batasan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut saat ini lebih tinggi dibandingkan beberapa bulan lalu," tambah dia.
Imbal hasil Treasury AS bertenor dua tahun, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, turun ke level terendah dalam hampir dua bulan di 4,9250 persen pada Kamis, sementara imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun ke level terendah dalam dua minggu di 4,7070. persen.
Adapun indeks dolar AS turun 0,11 persen menjadi 106,34. Sementara terhadap dolar, euro naik 0,18 persen menjadi USD1,0589.