Rupiah Pagi Ini Turun 0,29% ke Rp15.926/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rupiah Pagi Ini Turun 0,29% ke Rp15.926/USD

Husen Miftahudin • 26 November 2024 09:38

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penurunan cukup banyak.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 26 November 2024, rupiah hingga pukul 09.13 WIB berada di level Rp15.926 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah sebanyak 45 poin atau setara 0,29 persen dari Rp15.881 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pencalonan Bessent sebagai Menteri Keuangan membebani dolar, di tengah beberapa taruhan ia akan menjadi suara moderasi dalam pemerintahan Trump.

"Namun, kemunduran dolar bisa bersifat sementara, mengingat Bessent secara terbuka mendukung dolar yang kuat dan juga mendukung tarif perdagangan," jelas Ibrahim dikutip dari analisis hariannya.

Dolar diperkirakan akan tetap didukung oleh kebijakan Trump, yang dipandang sebagai inflasi, dan kemungkinan akan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di AS selama beberapa tahun mendatang.

Sementara itu, pelaku pasar juga mengurangi taruhan untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin dari Federal Reserve pada Desember menjadi 52 persen, dibandingkan dengan 72 persen sebulan lalu, menurut CME Fedwatch.

Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi yang disukai Fed, dijadwalkan untuk dirilis pada Jumat mendatang, dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga.
 

Baca juga: Tahan Penguatan Dolar AS, Rupiah Bertahan di Rp15.881/USD
 

NPI surplus USD5,9 miliar


Adapun, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, yang sebelumnya mengalami defisit sebesar USD0,6 miliar pada kuartal II-2024.

Surplus tersebut dipicu oleh perbaikan sejumlah indikator, salah satunya penurunan defisit transaksi berjalan menjadi USD2,2 miliar atau 0,6 persen dari PDB, lebih baik dibandingkan defisit USD3,2 miliar pada kuartal II-2024.

Stabilitas ketahanan eksternal Indonesia hingga saat ini tetap terjaga di tengah berbagai dinamika risiko global yang tengah terjadi, yang salah satunya ditunjukkan oleh capaian surplus pada neraca transaksi ekonomi internasional Indonesia.

Surplus NPI juga dipicu oleh adanya peningkatan surplus Transaksi Modal dan Finansial menjadi USD6,6 miliar atau 1,8 persen dari PDB dari sebelumnya hanya sebesar USD3,0 miliar atau 0,9 persen dari PDB pada kuartal II-2024.


(Ilustrasi. Foto: dok MI)

Perkembangan positif ini dipengaruhi oleh peningkatan surplus investasi langsung menjadi USD5,2 miliar, didorong tingginya penyertaan modal asing dalam bentuk ekuitas, terutama di sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan besar dan eceran.

Capaian surplus NPI tersebut turut memengaruhi posisi cadangan devisa Indonesia yang telah meningkat menjadi USD149,9 miliar pada akhir September 2024, atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan mengalami pelemahan.

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.820 per USD hingga Rp15.910 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)