Tahan Penguatan Dolar AS, Rupiah Bertahan di Rp15.881/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy Pujianto

Tahan Penguatan Dolar AS, Rupiah Bertahan di Rp15.881/USD

Annisa Ayu Artanti • 25 November 2024 16:29

Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada sore ini terpantau masih melemah, meskipun penurunannya sangat tipis.
 
Mengacu data Bloomberg pada Senin sore, 25 November 2024, rupiah hanya turun 6 poin atau setara dengan 0,04 persen menjadi Rp15.881 per USD. 
 
Sementara jika mengacu data Yahoo Finance, rupiah menguat tipis empat poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.865 per USD. Pada penutupan perdagangan sebelumnya rupiah berada di posisi Rp15.869 per USD.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pencalonan Bessent sebagai Menteri Keuangan membebani dolar, di tengah beberapa taruhan bahwa ia akan menjadi suara moderasi dalam pemerintahan Trump. 
 
Namun, pelemahan dolar bisa bersifat sementara, mengingat Bessent secara terbuka mendukung dolar yang kuat dan juga mendukung tarif perdagangan. 
 
"Dolar diperkirakan akan tetap didukung oleh kebijakan Trump, yang dipandang sebagai inflasi, dan kemungkinan akan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di AS selama beberapa tahun mendatang," jelas Ibrahim.
 
Baca juga: 

Awal Pekan, Rupiah Melemah Jadi Rp15.886/USD



Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi
 

Petunjuk suku bunga

 
Sementara itu, lanjut Ibrahim, pelaku pasar juga mengurangi taruhan untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin dari Federal Reserve pada Desember menjadi 52 persen, dibandingkan dengan 72 persen sebulan lalu, menurut CME Fedwatch. 
 
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi yang disukai Fed, dijadwalkan untuk dirilis Jumat, dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga.
 
Dari dalam negeri rupiah tertopang oleh data neraca pembayaran yang masih mencatatkan surplus. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, yang sebelumnya mengalami defisit sebesar USD0,6 miliar pada kuartal II-2024. 
 
Surplus tersebut dipicu oleh perbaikan sejumlah indikator, salah satunya penurunan defisit transaksi berjalan menjadi USD2,2 miliar atau 0,6 persen dari PDB, lebih baik dibandingkan defisit USD3,2 miliar pada kuartal II-2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)