Menteri ESDM Beberkan Upaya Indonesia Kurangi Emisi di WEC

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam acara Ministerial Roundtable Meeting World Energy Congress (WEC). Foto: Dokumen Kementerian ESDM

Menteri ESDM Beberkan Upaya Indonesia Kurangi Emisi di WEC

Annisa ayu artanti • 25 April 2024 17:52

Rotterdam: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan upaya Indonesia dalam mengurangi emisi dalam acara Ministerial Roundtable Meeting World Energy Congress (WEC).
 
Dia menegaskan bahwa Indonesia memiliki komitmen kuat dalam mendukung upaya global untuk mempercepat transisi energi. Hal tersebut dibuktikan dengan target Enhanced Nationally Determined Contribution (e-NDC) yang telah disampaikan Indonesia kepada dunia internasional di 2022.
 
"Dalam dokumen tersebut, Indonesia meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca menjadi 32 persen, dari sebelumnya 29 persen dengan upaya sendiri, dan 43 persen melalui bantuan internasional, dari yang sebelumnya 41 persen," ujar Arifin dalam pertemuan tersebut di Rotterdam, Belanda, yang dikutip dari laman Kementerian ESDM, Kamis, 25 April 2024.
 
Pemerintah Indonesia, urai Arifin, saat ini tengah menyusun target yang lebih ambisius dalam mengurangi emisi GRK, yang nantinya akan disampaikan ke dunia internasional dengan dituangkan ke dalam dokumen NDC kedua.
 
Hal ini menjadi bagian upaya Indonesia untuk terus meningkatkan komitmennya dalam mengatasi dampak perubahan iklim global.
 

Baca juga: 

Target Emisi Nol Persen Semakin Menjauhi Target Awal

Mineral kritis ikut andil kurangi emisi

Untuk mencapai target tersebut, Arifin menekankan diperlukan kesiapan dan ketersediaan sumber daya mineral kritis. Ia menyebut bahwa mineral kritis sangat diperlukan karena merupakan bahan dasar untuk elemen dalam teknologi bersih, seperti untuk panel surya dan lainnya.
 
"Hal itu sejalan dengan usaha pemerintah Indonesia untuk mengurangi penggunaan sumber bahan bakar fosil dan meningkatkan pemanfaatan sumber energi yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT)," imbuhnya.
 
Upaya lain yang dilakukan Indonesia untuk mencapai target pengurangan emisi, tambah Arifin, adalah dengan mendorong pergeseran pemanfaatan mobil listrik untuk menggantikan mobil berbasis energi fossil, dengan menawarkan kemudahan kepemilikan dengan insentif yang menarik.
 
"Di sektor industri, inovasi untuk mengganti boiler konvensional dengan boiler listrik dan teknologi pompa panas dapat meningkatkan efisiensi energi sebesar 75-95 persen dan mengurangi emisi sebesar 20-60 persen. Juga mengintensifkan teknologi penangkapan dan penyimpanan CO2 dalam produksi hidrogen untuk industri baja dan petrokimia," jelas dia.
 
Meski demikian, Arifin menyebut semua hal tersebut harus membutuhkan kolaborasi yang sangat luas, tidak hanya dengan seluruh stakeholder di dalam negeri, namun juga membutuhkan kolaborasi antar negara untuk mempercepat transisi menuju energi bersih.
 
"Kolaborasi tidak hanya didasarkan pada prinsip-prinsip perdagangan dan investasi, tetapi juga mempertimbangkan keuntungan antar pihak, dengan peningkatan industri lokal, konten lokal, penciptaan lapangan kerja, dan interkonektivitas regional serta pendanaan," imbuh dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)