Prospek Pasar Saham Menjelang Momen Idulfitri

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi

Prospek Pasar Saham Menjelang Momen Idulfitri

Annisa Ayu Artanti • 1 April 2024 14:13

Jakarta: Menjelang libur panjang Idulfitri 2024 pasar modal dihadapi oleh beberapa sentimen. Mulai dari rilis data inflasi Indonesia pada Maret 2024 hingga perputaran roda ekonomi menjelang Lebaran.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menjelaskan, pada pekan ini para trader harus memperhatikan inflasi inti tahunan Indonesia, persiapan libur panjang Hari Raya Idulfitri dan Non-Farm Payroll AS Maret.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi 0,52 persen pada Maret 2024 jika dibandingkan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan sebelumnya.

Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Sementara, secara tahunan (year on year/yoy) terjadi inflasi sebesar 3,05 persen dan secara tahun kalender (year to date) terjadi inflasi sebesar 0,93 persen.

 
Baca juga: 

Pasar Obligasi Masih Stabil hingga Semester II, saatnya Trading SBN Jangka Pendek

 

Persiapan Lebaran


Lalu, terkait sentimen persiapan libur panjang Hari Raya Idulfitri, terang Dimas, fenomena tahunan ini akan berdampak pada pengeluaran masyarakat dan transaksi harian di bursa.

"Pengeluaran masyarakat akan meningkat pada masa ini dan berpotensi memberikan katalis positif untuk emiten consumer untuk kuartal II nanti, sedangkan transaksi di bursa akan berlaku sebaliknya," kata Dimas dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 1 April 2024.

Umumnya, lanjut Dimas, orang akan melakukan penarikan dana dari RDN menjelang libur Lebaran, ditambah dengan persiapan mudik yang membuat transaksi harian bursa menurun pada masa ini.


Selanjutnya, terkait sentimen Non-Farm Payroll AS Maret, pada Jumat akhir pekan ini akan rilis data ketenagakerjaan yang menggambarkan kondisi ekonomi di AS dan tingkat inflasi di sana.
 
Berdasarkan konsensusnya NFP untuk bulan Maret atau penambahan tenaga kerja diprediksi akan mendapat tambahan tenaga kerja sebesar 200 ribu.

Pada bulan sebelumnya, NFP tercatat tambahan tenaga kerja sebesar 275 ribu, yang jauh berada di atas konsensusnya yang hanya sebesar 200 ribu. Hal ini menandakan kuatnya kondisi tenaga kerja di AS saat ini.


"Bagai pisau bermata dua, ketika data tenaga kerja menunjukkan hal yang positif dengan banyaknya tambahan tenaga kerja berimbas terhadap berputarnya roda ekonomi. Namun di sisi lain, jika hal ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, bisa membuat tingkat inflasi semakin menjauh dari target yang ditetapkan oleh The Fed di 2024 yakni dua persen," jelas Dimas.

Melihat sentimen-sentimen itu, berikut rekomendasi tiga saham untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 5 April 2024:

 
  • Buy on breakout AMRT (Support: Rp2.500, Resistance: Rp3.300).
  • Buy on pullback INKP (Support: Rp9.100, Resistance: Rp10 ribu).
  • Buy on breakout GJTL (Support: Rp1.300, Resistance: Rp1.500). 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)