Ilustrasi--Persiapan pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca. (MI/Rudi Kurniawansyah)
Media Indonesia • 15 November 2023 16:49
Makassar: Kemarau berkepanjangan berdampak pada banyak sektor di Sulawesi Selatan.
Lahan kering, warga kekurangan air, dan juga berdampak pada PLN (Persero) yang melakukan pemadaman bergilir, karena Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)-nya kekurangan air. Sehingga Pemerintah Provinsi Sulsel pun melakukan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) untuk menurunkan hujan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo, mengungkapkan, untuk melakukan modifikasi cuaca tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Untuk TMC nya, kita siapkan 10 ton NaCl (Natrium Klorida) atau garam dapur. Garam tersebut akan disemai menggunakan pesawat selamat tujuh hari di beberapa titik di Sulsel, yaitu Kabupaten Maros, Gowa, Pangkep, Jeneponto, Bulukumba, dan Kota Parepare," ungkap Amon, Rabu, 15 November 2023.
Menurutnya, TMC dilakukan untuk mengisi kantong-kantong sumber air, basis-basis pertanian agar mendapatkan aliran air, serta mengisi bendungan yang berfungsi sebagai basis kelistrikan.
"Kita berharap dengan TMC ini, kekeringan yang terjadi bisa teratasi," lanjut Amson.
Dia menambahkan, pemilihan titik penyemaian awan, tentu itu berdasarkan informasi BMKG yang bisa melihat potensi pertumbuhan awan.
"Dari 10 ton NaCl yang disemai, untuk setiap kali penerbangan dilakukan penyemaian 800 kg NaCl," tambah Amson.
"Semoga dengan penyemaian awan ini akan terjadi hujan di beberapa tempat. Sebagaimana dengan laporan yang kami terima bahwa beberapa daerah telah hujan, dan ini merupakan upaya-upaya dari rekayasa cuaca yang dilakukan," sambungnya.
Harapannya, seru Amson, dengan rekayasa cuaca, dampak kekeringan ekstrem bisa teratasi, Sulsel akan semakin maju dan dapat terhindar dari bencana kekeringan, dan bencana hidrometrologi lainnya.