Menlu Retno Marsudi memberikan penjelasan terkait serangan Israel yang lukai dua penjaga perdamaian PBB asa Indonesia di Lebanon. (Dok. Kemenlu RI)
Marcheilla Ariesta • 11 October 2024 08:52
Vientiane: Serangan militer Israel (IDF) di menara pengamatan UNIFIL di Lebanon, dilaporkan merupakan serangan langsung. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan kondisi kedua tentara Indonesia, usai mengonfirmasi hal tersebut kepada Komandan Kontingen Garuda.
“Dengan serangan ADF kepada UNIFIL, pada 10 Oktober, pukul 05.05 WIB, telah terjadi serangan langsung terhadap bangunan tower pengamatan OP-4 di Green Hill, Nakura,” kata Menlu Retno dalam pernyataan virtual, Jumat, 11 Oktober 2024.
Retno mengatakan, begitu ada serangan, UNIFIL langsung mengeluarkan rilis pada hari yang sama.
“Pagi ini, dua penjaga perdamaian mengalami luka setelah sebuah tank IDF menembakkan senjatanya langsung ke sebuah menara observasi di markas UNIFIL di Nakura, secara langsung mengenainya dan menyebabkan mereka (pasukan) jatuh. Mereka terluka dan untungnya tidak serius, tapi saat ini mereka ada di rumah sakit,” kata Menlu Retno mengutip pernyataan UNIFIL.
Begitu mendapatkan informasi tersebut, kata Retno, ia langsung hubungi Komandan Kontingen Garuda, untuk mendapatkan informasi dan konfirmasi langsungmengenai kondisi dua peacekeepers Indonesia.
“Pada saat saya melakukan komunikasi, jadi semalam waktu Vientiane, diperoleh konfirmasi bahwa kedua peacekeepers Indonesia mengalami luka ringan, namun masih berada di rumah sakit untuk melakukan observasi,” jelasnya.
Indonesia mengutuk keras serangan tersebut. Retno menegaskan, serangan terhadap personel dan properti PBB, merupakan sebuah pelanggaran besar hukum kemanusiaan internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.
“Indonesia meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability atau tidak dapat dilanggarnya wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan,” tegas Retno.
UNIFIL adalah misi penjaga perdamaian PBB yang dibentuk pada 19 Maret 1978 berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426, dan beberapa resolusi lanjutan pada tahun 2006 untuk mengonfirmasi demiliterisasi Hizbullah.
Mereka mendukung operasi militer Lebanon melawan pemberontak dan penyelundupan senjata, dan mengonfirmasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon, untuk memastikan bahwa pemerintah Lebanon.
Indonesia termasuk dalam pasukan UNIFIL ini. Tercatat 1.231 pasukan Indonesia tergabung dalam pasukan UNIFIL.
Baca juga: Serangan Israel ke UNIFIL Jelas Pelanggaran Terhadap Resolusi DK PBB