Warga Gaza telah beberapa kali mengungsi sejak meletusnya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 20 December 2025 12:26
Gaza: Setelah jeda singkat yang tercapai melalui gencatan senjata awal 2025 antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas, ketegangan di Gaza kembali meningkat drastis sepanjang tahun 2025 ketika kesepakatan itu runtuh dan konflik bersenjata kembali menyala.
Gencatan senjata yang dimediasi oleh pihak ketiga pada awal tahun 2025 hanya bertahan beberapa bulan sebelum tindakan militer meningkat lagi, terutama setelah berakhirnya kesepakatan pada pertengahan tahun, mendorong Israel dan Hamas kembali ke spiral serangan dan balasan militer.
House of Commons Library
Kepulihan konflik ini ditandai oleh serangan udara besar-besaran dan operasi militer di wilayah Gaza, termasuk ofensif di Deir al-Balah serta serangkaian pemboman yang menewaskan puluhan hingga ratusan warga sipil.
Beberapa serangan yang menargetkan area pemukiman dan sekolah memicu sorotan global akibat tingginya angka korban sipil, terutama anak-anak dan perempuan.
Ketika kekerasan meningkat, reaksi internasional juga menguat. Berbagai negara dan organisasi internasional mengecam aksi militer yang dianggap melanggar hukum humaniter internasional dan menimbulkan penderitaan besar bagi warga Gaza.
Laporan dari berbagai lembaga menyuarakan desakan agar bantuan kemanusiaan diperluas dan agar pihak-pihak konflik menghormati prinsip-prinsip hukum internasional. Kritik terhadap kurangnya pasokan bantuan, meski ada kesepakatan gencatan, semakin tajam.
PBB, organisasi hak asasi, dan negara-negara di seluruh dunia memanggil agar kekerasan dihentikan dan jalur diplomatik segera ditempuh kembali. Louder calls for accountability also emerged as international legal bodies reaffirm ongoing investigations into alleged war crimes linked to the conflict.
Reuters
Meski ada berbagai upaya diplomatik, realitas di lapangan sepanjang 2025 menunjukkan bahwa konflik Israel–Gaza tetap rapuh dan mudah meledak kembali. Kecaman internasional mencerminkan kekhawatiran global atas dampak konflik yang berkepanjangan, tidak hanya terhadap keamanan regional, tetapi juga terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum internasional.
Baca juga: Akses Pangan di Gaza Membaik, Namun Kondisi Hidup Warga Masih Berat