NEWSTICKER

Mendag: Surplus Masih Terus Berlanjut

Mendag Zulkifli Hasan. Foto: dok Biro Humas Kemendag.

Mendag: Surplus Masih Terus Berlanjut

Husen Miftahudin • 17 August 2023 13:15

Jakarta: Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 masih terus mengikuti tren surplus. Meski sedikit turun dari bulan lalu, neraca perdagangan Juli 2023 mencatatkan surplus sebesar USD1,31 miliar lebih rendah dari Juni 2023 yang tercatat sebesar USD3,45 miliar.
 
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan, surplus periode Juli 2023 ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD3,22 miliar dan defisit migas USD1,91 miliar.
 
"Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 didorong berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Kinerja ekspor nonmigas yang positif tersebut terutama bersumber dari peningkatan ekspor beberapa produk unggulan Indonesia," ujar Zulkifli dalam keterangan tertulis, Kamis, 17 Agustus 2023.
 
Secara kumulatif untuk periode Januari-Juli 2023, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD21,24 miliar. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 29,12 miliar.
 
Adapun surplus tersebut didorong oleh sektor nonmigas yang tercatat sebesar USD31,94 miliar dan defisit sektor migas yang berhasil meraup kinerja sebanyak sebesar USD10,71 miliar.

Baca juga: Surplus Perdagangan Turun Jadi USD1,31 Miliar
 

Ekspor pertanian melejit

 
Ekspor Indonesia pada Juli 2023 mencapai USD20,88 miliar atau naik sebesar 1,36 persen dibanding Juni 2023 (mom). Ekspor nonmigas di Juli ini meningkat sebesar 1,62 persen, sedangkan ekspor migas turun 2,61 persen (mom).
 
"Peningkatan kinerja ekspor tersebut terjadi pada sektor industri dan pertanian. Sektor pertanian menjadi sektor yang mengalami kenaikan ekspor tertinggi sebesar 4,52 persen, disusul sektor industri sebesar 3,94 persen (mom)," papar Mendag.
 
Sementara ekspor sektor pertambangan terkontraksi sebesar 8,17 persen (mom) disebabkan penurunan beberapa komoditas pertambangan seperti lignit, batu bara, dan bijih tembaga.
 
Dari sisi impor, nilai impor Indonesia pada Juli 2023 tercatat sebesar USD19,57 miliar atau naik 14,10 persen dibanding Juni 2023 (mom). Peningkatan nilai impor tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan impor nonmigas sebesar 10,10 persen dan impor migas sebesar 40,94 persen (mom).
 
Peningkatan impor pada Juli 2023 terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Peningkatan impor terbesar terjadi pada impor golongan barang konsumsi yang naik sebesar 31,89 persen secara bulanan (mom), diikuti bahan baku/penolong yang meningkat sebesar 12,57 persen dan barang modal naik sebesar 11,18 persen (mom).
 
Zulkifli mengungkapkan, beberapa barang konsumsi impor yang meningkat di Juli 2023, antara lain daging sapi beku tanpa tulang, bawang putih, beras, bahan bakar diesel
otomotif, dan obat untuk pengobatan kanker atau penyakit keras lainnya.
 
Menurut Mendag, kenaikan impor barang konsumsi ini sejalan dengan optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang tetap kuat. Sementara itu, peningkatan impor bahan baku/penolong didorong kenaikan impor bahan bakar mineral, bagian dari sirkuit terpadu elektronik, gandum, dan selain bagian dari turbo-jet atau turbo baling-baling.
 
"Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang tercatat sebesar 53,3 pada Juli 2023 atau tumbuh 1,52 persen dari bulan sebelumnya," jelas Zulkifli.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Husen Miftahudin)