Wall Street Tergelincir Pascaperayaan Natal, Investor Berharap Berkah 'Reli Santa Claus'

Ilustrasi. Foto: dok Xinhua.

Wall Street Tergelincir Pascaperayaan Natal, Investor Berharap Berkah 'Reli Santa Claus'

Husen Miftahudin • 27 December 2025 08:53

New York: Indeks saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street mengakhiri sesi perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB) tergelincir tipis pascaperayaan Natal.

Mengutip Xinhua, Sabtu, 27 Desember 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 20,19 poin, atau 0,04 persen, menjadi 48.710,97. Indeks S&P 500 merosot 2,11 poin, atau 0,03 persen, menjadi 6.929,94. Indeks Nasdaq Composite turun 20,21 poin, atau 0,09 persen, menjadi 23.593,1.

Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir merah, dengan sektor barang konsumsi non-esensial dan energi memimpin penurunan dengan masing-masing kehilangan 0,44 persen dan 0,28 persen.

Sementara itu, sektor material dan teknologi memimpin kenaikan dengan masing-masing menambah 0,59 persen dan 0,21 persen.
 

Baca juga: Dow Jones dan S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Menanti 'reli Santa Claus'


Sementara mengutip Investing.com, para pelaku pasar kini tengah mengamati tanda-tanda 'reli Santa Claus'. Pada fenomena musiman ini, S&P 500 akan naik selama lima hari perdagangan terakhir dan dua hari pertama di tahun baru.

Jika merujuk pada tahun ini, maka reli Santa Calus akan dimulai pada perdagangan Rabu, 24 Desember 2025 dan akan berlangsung hingga 5 Januari 2026 (perdagangan Kamis, 25 Desember, tidak dihitung karena libur Natal. Reli seperti itu akan menjadi pertanda baik bagi kinerja saham di tahun depan.

Hanya tersisa tiga hari perdagangan lagi di tahun yang penuh gejolak ini, di mana kekhawatiran tarif, ketegangan geopolitik yang memanas, dan pertumbuhan pesat saham-saham berbasis kecerdasan buatan membawa investor pada perjalanan yang berliku.

Tetapi di tahun ini, ketiga indeks utama, yang dipimpin oleh Nasdaq yang sarat terhadap saham teknologi, semuanya berada di jalur yang tepat untuk mencatat kenaikan persentase hingga dua digit.

"Ini adalah pengingat yang baik bagi investor dimana volatilitas adalah harga yang harus kita bayar untuk mendapatkan keuntungan solid yang telah kita lihat dalam tiga tahun terakhir. Kemungkinan besar, tahun 2026 bukanlah tahun pertama dalam sejarah tanpa volatilitas dan tanpa berita buruk. Jadi, persiapkan diri Anda," ucap Ryan Detrick, kepala ahli strategi pasar di Carson Group di Omaha.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)