Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 21 June 2025 20:03
Jenewa: Upaya diplomatik selama berjam-jam yang bertujuan meredakan eskalasi konflik antara Israel dan Iran berakhir tanpa hasil konkret, di saat perang antar kedua negara memasuki pekan kedua.
Pertemuan empat jam antara sejumlah menteri Eropa dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Jenewa, Swiss, pada Jumat kemarin belum menghasilkan terobosan.
Tidak adanya kemajuan berarti ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas potensi serangan terhadap reaktor nuklir serta pertimbangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk ikut terlibat dalam konflik Israel-Iran.
Meski para pejabat Eropa menyuarakan harapan akan kelanjutan negosiasi, Araghchi menegaskan bahwa Iran terbuka untuk dialog lebih lanjut—namun menolak berunding dengan AS selama serangan Israel masih berlangsung.
“Iran siap mempertimbangkan jalur diplomasi jika agresi dihentikan dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang telah dilakukan,” ujar Araghchi kepada wartawan, dikutip dari Gulf Today, Sabtu, 21 Juni 2025.
Belum ada jadwal lanjutan untuk pembicaraan diplomatik berikutnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa operasi militer Israel di Iran akan terus berlanjut "selama yang dibutuhkan" untuk menghilangkan apa yang ia sebut sebagai ancaman eksistensial dari program nuklir dan persenjataan rudal balistik Iran. Kepala Staf Militer Israel pun menyatakan bahwa mereka siap menjalani "kampanye jangka panjang."
Namun, para analis menilai bahwa target Israel sulit tercapai tanpa dukungan langsung dari Amerika Serikat. Fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Iran di Fordo diyakini hanya dapat dijangkau oleh bom penghancur bunker milik AS. Trump mengatakan bahwa ia akan menunda keputusan untuk ikut serta dalam kampanye udara Israel terhadap Iran selama dua pekan ke depan.