Ilustrasi. Foto: dok MI/Susanto.
Ade Hapsari Lestarini • 8 April 2025 17:49
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali anjlok hingga mencapai Rp17 ribu per USD, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pelaku ekonomi.
Mengacu data Bloomberg, Selasa, 8 April 2025, rupiah ambruk hingga 69,5 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.891 per USD dari sebelumnya di posisi Rp16.841 per USD.
Faktor penyebab penurunan rupiah
Melansir
OCBC, penurunan nilai rupiah tidak terjadi secara mendadak. Ada beberapa faktor kunci yang menjadi penyebabnya, seperti:
1. Ekonomi Global
Situasi politik dalam negeri yang tidak stabil atau perubahan kondisi ekonomi internasional, seperti perang dagang dan penurunan harga komoditas, turut memengaruhi nilai tukar rupiah.
2. Inflasi dan utang Pemerintah
Inflasi yang tinggi dan meningkatnya utang pemerintah dapat menurunkan kepercayaan investor terhadap kestabilan ekonomi Indonesia, sehingga membuat nilai rupiah tertekan.
3. Suku Bunga
Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve (The Fed) di AS menerapkan kebijakan suku bunga yang berbeda. Kenaikan suku bunga di AS menarik perhatian investor untuk berinvestasi di sana, sedangkan penurunan suku bunga di Indonesia dapat mengurangi daya tarik rupiah.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Adam Dwi
Dampak melemahnya rupiah
Penurunan nilai rupiah bukan sekadar angka, tapi juga berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari, antara lain:
- Kenaikan harga barang impor, termasuk barang-barang kebutuhan pokok dan energi.
- Beban utang luar negeri pemerintah dan korporasi menjadi lebih berat.
- Ketidakpastian ekonomi yang bisa memengaruhi lapangan pekerjaan dan pendapatan.
Langkah Antisipasi yang Dapat Diambil
Masyarakat seharusnya tidak perlu panik, namun sebaiknya melakukan langkah bijak untuk mengurangi efek dari penurunan nilai rupiah:
- Kedisiplinan dalam Mengatur Keuangan. Utamakan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan kurangi pengeluaran yang tidak mendesak. Siapkan anggaran bulanan yang ketat untuk menghindari pemborosan.
- Diversifikasi Investasi. Pertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian dana dalam mata uang asing atau instrumen yang lebih stabil, seperti emas atau obligasi yang berdenominasi dolar.
- Meningkatkan Dana Cadangan. Persiapkan cadangan dana untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau lonjakan harga barang.
Penurunan nilai rupiah adalah tantangan yang harus dihadapi bersama, tetapi dengan tindakan antisipasi yang tepat, dampaknya bisa diminimalisasi. (
Avifa Aulya Utami Dinata)