Babel Peringkat Ketiga Rawan Korban TPPO ke Kamboja

Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung (Babel), Didit Srigusjaya. Dekumentasi/ Media Indonesia

Babel Peringkat Ketiga Rawan Korban TPPO ke Kamboja

Media Indonesia • 10 July 2025 17:44

Bangka: Provinsi Bangka Belitung (Babel) peringkat ketiga terawan korban Tindak Pidana Perdagang Orang (TPPO) ke Negara Kamboja dan Nyanmar. Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung (Babel), Didit Srigusjaya, mengatakan penduduk Babel saat ini berjumlah hampir dua juta jiwa.

"Kita peringkat ketiga terapan, di bawah Jawa Barat dan Sumatera Utara," kata Didit dalam keterangan pers, Kamis, 10 Juli 2025.
 

Baca: Korban Pencurian Data Pribadi untuk Judol Diiming-imingi Uang Rp500 Ribu
 
Didit menjelaskan hal ini perlu diantisipasi jangan sampai warga Babel yang bekerja ke Kamboja sebagai operator judi online dan Penipuan Online semakin banyak.

"Kita akan terus berupa melakukan pencegahan agar jangan ada lagi warga Babel yang menjadi korban kerja ke Kamboja," jelasnya.

Ia mengaku hingga saat ini sudah ada 75 warga Babel yang sudah berhasil di pelanggan dari Kamboja. "Kita masih berupaya memulangkah sekitar 35 orang lagi yang masih di Kamboja," ujarnya.

Menurut Didit, 35 warga Babel ini sangat mengharapkan bantuan agar bisa pulang kembali ke Bangka Belitung. "Kami sudah menyampaikan paspor dan alamat mereka ke Kementerian luar negeri dan Kemenkopolkam," ujarnya.

Sementara Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri, Kemenkopolkam, Muhammad Koba, mengatakan anak-anak muda harus paham prosedural kerja keluar negeri agar tidak tertipu.

Ia mengaku sepanjang 2022 hingga 2025 ada 7.628 kasus untuk scam online, dimana terbanyak ditemukan di Kamboja, nyanmar dan Filiphina.

Untuk Provinsi Bangka Belitung dari data Februari hingga Maret 2025, terdapat 78 orang yang sudah dipulangkan setelah terlibat sindikat online scam dari Myanmar.

Jumlah dari periode tersebut pun menempati peringkat nomor 3, di bawah Sumatera Utara 200 orang dan Provinsi Jawa Barat sebanyak 100 orang.

"Kasus banyak modelnya, tapi yang jelas peningkatannya banyak dan korbannya banyak. Jadi kita minta bantuan semua pihak, agar kerja di luar negeri yang aman itu seperti apa makanya digelar diskusi ini agar paham proseduralnya," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)