Kurs rupiah. Foto: dok MI.
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pagi ini kembali mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 31 Juli 2025, rupiah hingga pukul 09.54 WIB berada di level Rp16.458,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 53,5 poin atau setara 0,33 persen dari Rp16.405 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.382 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.390 per USD hingga Rp16.450 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Ekonomi RI terjegal eskalasi geopolitik
Ibrahim mengungkapkan, pelemahan rupiah pada hari ini dipengaruhi oleh sentimen eskalasi geopolitik yang menjadi tantangan global. Kondisi ini membuat target pertumbuhan ekonomi sedikit terhambat.
Namun demikian, pemerintah tetap optimistis dan terus mengakselerasi konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, hingga investasi lewat sejumlah stimulus sebagai strategi jangka pendek untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen pada 2025.
"Oleh karena itu, semester kedua 2025 akan menjadi penentu tercapainya target pertumbuhan ekonomi, harus mencapai 5,4 persen pada semester kedua 2025 agar target sepanjang tahun (
full year) 5,2 persen bisa tercapai," sebut Ibrahim.
Kebijakan pendorong
ekonomi yang akan digenjot pada semester II-2025 yaitu konsumsi pemerintah, terutama dengan mendorong akselerasi penyerapan belanja kementerian/lembaga (K/L) dengan anggaran besar.
Apalagi, konsumsi pemerintah terkontraksi pada kuartal I-2025 (minus 1,38 persen) secara tahunan. Kontraksi itu akibat kebijakan efisien anggaran, namun kini Kementerian Keuangan akan membebaskan K/L untuk membelanjakan anggarannya.
Selain itu, pemerintah akan menggenjot investasi mulai dari dorong kinerja Kawasan Ekonomi Khusus, kredit investasi padat karya, perluas program FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dari target pembangunan 220 ribu menjadi 350 ribu unit rumah, implementasi kredit program perumahan, hingga penyerapan program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS).
"Pemerintah juga akan mendorong konsumsi rumah tangga dan daya beli melalui optimalisasi penyerapan program padat karya tunai hingga usulan paket stimulus ekonomi sektor pariwisata jelang liburan Natal dan Tahun Baru," jelas Ibrahim.