Petugas UNRWA. (Anadolu Agency)
Riza Aslam Khaeron • 16 April 2025 16:46
Yogyakarta: Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menerima seribu pengungsi dari Gaza menuai tanggapan dari kalangan akademisi, termasuk dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Guru Besar Bidang Geopolitik Timur Tengah dari Fisipol UGM, Prof. Dr. Siti Mutiah Setiawati, MA, menyatakan bahwa bantuan kepada rakyat Palestina dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, namun meningkatkan kontribusi terhadap UNRWA dinilai sebagai langkah yang lebih mudah dan strategis dibandingkan menerima pengungsi secara langsung.
"Pihak Indonesia bisa lebih meningkatkan kontribusinya untuk UNRWA," ujar Siti, mengutip dari laman UGM pada Rabu, 16 April 2025.
Menurutnya, menerima pengungsi dari wilayah konflik tidak menyalahi prinsip politik luar negeri selama tidak mengganggu stabilitas keamanan dan kepentingan nasional. Namun, dari sisi teknis dan geopolitik, upaya tersebut memerlukan persiapan yang matang dan risiko yang tinggi.
Ia menjelaskan bahwa alternatif yang lebih realistis adalah mendorong negara-negara tetangga Gaza seperti Mesir dan Yordania untuk menerima para pengungsi. "Dari segi etnik, budaya, dan bahasa, ada kemiripan dan kesamaan, dan jaraknya pun dekat sehingga secara teknik lebih mudah dibandingkan dikirim ke Indonesia," ujarnya.
Siti juga menegaskan bahwa selama ini Indonesia sudah berkontribusi dalam isu Palestina, baik secara ekonomi maupun diplomatik. Dukungan politik Indonesia terlihat dari upaya diplomasi ke negara-negara Timur Tengah agar mengambil peran aktif dalam penyelesaian masalah kemanusiaan di Palestina.
Baca Juga: Pakar: Niat Prabowo Tampung Warga Palestina Rawan Bantu Niat Pengosongan Gaza |