Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance. Foto: EFE
Kiryat Gat: Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance memperingatkan pada Selasa 21 Oktober bahwa Hamas akan "hancur" jika gagal bekerja sama dalam fase selanjutnya perundingan gencatan senjata Gaza. Hal itu seiring upaya Washington untuk mendorong kesepakatan gencatan senjata yang rapuh dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung berbulan-bulan.
Berbicara di sebuah pangkalan militer di Israel selatan tempat pasukan AS memantau gencatan senjata, Vance mengatakan rencana gencatan senjata "berjalan lebih baik dari yang diperkirakan", tetapi mengulangi peringatan Presiden Donald Trump bahwa kelompok pejuang Palestina itu akan menghadapi "kekuatan yang cepat, dahsyat, dan brutal" jika menentang ketentuan rencana tersebut.
Kunjungan tersebut dilakukan di tengah saling tuding Israel dan Hamas yang melanggar gencatan senjata, yang ditandatangani delapan hari lalu, terkait lambatnya pemulangan jenazah sandera, pengiriman bantuan, dan pembukaan kembali penyeberangan perbatasan.
Vance kunjungi Israel
Vance, yang akan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu 22 Oktober ini mengatakan, ia tetap optimis bahwa gencatan senjata dapat bertahan dan membuka jalan bagi kerja sama regional yang lebih erat.
Ia menyarankan bahwa lebih banyak negara Teluk pada akhirnya dapat berupaya menormalisasi hubungan dengan Israel, sambil memperingatkan bahwa implementasi penuh rencana gencatan senjata akan membutuhkan "waktu yang sangat, sangat lama".
Amerika Serikat, bersama dengan mediator Mesir, Qatar, dan Turki, mendorong kedua belah pihak menuju fase kedua negosiasi yang lebih kompleks yang akan membutuhkan konsesi yang sebelumnya dianggap sebagai penghalang.
Rencana 20 poin Trump menyerukan pelucutan senjata Hamas, penarikan Israel secara bersamaan dari Gaza, dan peta jalan menuju pembentukan negara Palestina.
Dorongan diplomatik
Mediasi AS dipimpin oleh utusan Steven Witkoff dan menantu Trump, Jared Kushner, yang diperkirakan akan bertemu dengan kepala intelijen Mesir Hassan Rashad di Israel pada hari Selasa.
Pada saat yang sama, Mesir menjamu negosiator Hamas yang dipimpin oleh pemimpin Hamas yang diasingkan, Khalil al-Hayya, untuk perundingan yang berfokus pada penegakan gencatan senjata saat ini dan menguraikan langkah selanjutnya.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan diskusi tersebut mengatakan Hamas telah mengisyaratkan dukungan untuk membentuk badan teknokratis untuk memerintah Gaza tanpa anggotanya, meskipun Hamas akan tetap memiliki pengaruh melalui persetujuannya.
Qatar, mediator kunci lainnya, menuduh Israel pada hari Selasa melakukan "pelanggaran berkelanjutan" terhadap gencatan senjata. Turki, yang telah berupaya memperkuat pengaruh regionalnya melalui perannya, juga telah menjadi mitra aktif Hamas.
Vance mengatakan Ankara dapat memainkan "peran konstruktif" seiring proses tersebut memasuki fase berikutnya.