Sejarah Kapel Sistina: Tempat Suci Konklaf Pemilihan Paus Baru

Kapel Sistina, foto: thesistinecapel

Sejarah Kapel Sistina: Tempat Suci Konklaf Pemilihan Paus Baru

Putri Purnama Sari • 6 May 2025 16:59

Jakarta: Di tengah kota kecil Vatikan yang menjadi jantung Gereja Katolik Roma, berdiri sebuah bangunan ikonik yang menyimpan sejarah panjang dan nilai spiritual tinggi yaitu Kapel Sistina. 

Lebih dari sekadar karya seni monumental, kapel ini merupakan tempat berlangsungnya salah satu proses paling sakral dalam Gereja Katolik yakni konklaf, atau pemilihan Paus baru.

Konklaf selanjutnya untuk memilih Paus baru akan dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025, di Kapel Sistina, Vatikan. Konklaf ini diadakan menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 di usianya yang ke 88 tahun.
 

Baca juga: Konklaf 2025 Jadi yang Pertama dalam Sejarah Diikuti Lebih dari 120 Kardinal

Asal-Usul dan Arsitektur

Dilansir dari laman thesistinecapel, Kapel Sistina dibangun antara tahun 1473 hingga 1481 atas perintah dari Paus Sixtus IV,  nama "Sistina" pada kapel ini juga dinamai oleh Paus Sixtus IV. 

Dirancang oleh arsitek Giovannino de’ Dolci, bangunan ini menggantikan kapel lama yang telah rusak parah. Secara arsitektural, kapel ini berukuran besar namun sederhana dari luar, sementara bagian dalamnya dihiasi karya seni tingkat tinggi dari para maestro Renaisans.

Yang menjadikan Kapel Sistina begitu terkenal di seluruh dunia adalah lukisan-lukisannya. Di antara seniman yang menghias dindingnya adalah Sandro Botticelli, Domenico Ghirlandaio, dan Pietro Perugino, yang menggambarkan kisah-kisah dari Perjanjian Lama dan Baru.


foto: thesistinecapel

Namun, karya paling monumental berasal dari Michelangelo Buonarroti, yang menghabiskan empat tahun (1508–1512) untuk melukis langit-langit kapel, termasuk mahakarya “Penciptaan Adam”. 

Beberapa dekade kemudian, Michelangelo kembali untuk melukis "Pengadilan Terakhir" (1536–1541) di dinding altar, yang menggambarkan Hari Penghakiman dalam kekuatan visual yang luar biasa.

Peran Sentral dalam Pemilihan Paus


foto: thesistinecapel

Sejak abad ke-15, Kapel Sistina telah digunakan sebagai tempat konklaf, pertemuan tertutup para kardinal untuk memilih Paus baru. Kata “konklaf” berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti “dikunci”. 

Dalam tradisi ini, para kardinal tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan dunia luar hingga keputusan dibuat. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari, bahkan minggu.

Selama konklaf, Kapel Sistina ditutup untuk umum. Pengamanan diperketat, termasuk penyegelan area dan pemblokiran sinyal elektronik. Hasil setiap pemungutan suara ditandai dengan asap yang keluar dari cerobong di atas kapel:
  • Asap hitam (fumata nera) menandakan belum ada hasil.
  • Asap putih (fumata bianca) menandakan Paus baru telah terpilih.
 
Baca juga: Dari Asap Hitam ke Habemus Papam: Begini Tahapan Konklaf saat Pemilihan Paus Baru

Kapel Sistina: Simbol Keabadian dan Kesatuan

Lebih dari sekadar lokasi pemilihan paus baru, Kapel Sistina adalah simbol kesatuan Gereja Katolik, spiritualitas, dan warisan budaya dunia. Lukisan-lukisan yang mengelilingi ruang tersebut tidak hanya menyampaikan cerita Kitab Suci, tetapi juga menggambarkan pergulatan manusia dengan dosa, harapan, dan penebusan.

Setiap kali umat Katolik di seluruh dunia menanti asap putih dari cerobong Sistina, perhatian dunia terpusat pada ruang sakral ini, yang telah menyatukan seni, sejarah, dan iman selama berabad-abad.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)