Asap dari serangan Israel di Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 18 March 2025 08:18
Tel Aviv: Militer Israel mengaku telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok pejuang Palestina Hamas di Jalur Gaza pada Senin kemarin. Petugas medis di Gaza melaporkan adanya sejumlah korban jiwa dalam serangan udara paling keras sejak gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari.
Serangan ini mengakhiri gencatan senjata yang sempat menghentikan pertempuran sengit antara Israel dan Hamas di Gaza.
Mengutip dari The Straits Times, Selasa, 18 Maret 2025, militer Israel tidak memberikan rincian lebih lanjut perihal serangan tersebut.
Tiga rumah terkena serangan di Deir Al-Balah di Gaza tengah, sebuah gedung di Kota Gaza, dan target di Khan Younis dan Rafah, menurut beberapa petugas medis dan saksi mata.
Meningkatnya kekerasan terjadi di tengah ketidaksepakatan antara Israel dan Hamas tentang cara mempertahankan gencatan senjata tiga fase yang dimulai di bulan Januari.
Mediator negara-negara Arab, yang didukung Amerika Serikat, belum dapat menyelesaikan perbedaan antara kedua pihak yang bertikai dalam pembicaraan yang diadakan sejak dua pekan terakhir.
Sebelumnya pada Senin kemarin, serangan militer Israel dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina di Gaza sejak 24 jam terakhir. Serangan terjadi saat mediator Arab dan AS bekerja untuk memperkuat gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sebagian besar kematian terbaru terjadi pada Sabtu 15 Maret 2025, ketika serangan udara Israel menewaskan sembilan warga Palestina termasuk empat wartawan di kota Beit Lahiya di Jalur Gaza utara.
Baca juga: AS Pertimbangkan Opsi Alternatif untuk Relokasi Warga Palestina di Gaza