Ilustrasi. Foto: Dok MI
Eko Nordiansyah • 11 November 2025 16:11
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap mata uang dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini, Selasa, 11 November 2025, bergerak melemah. Mata uang Garuda terpantau keok jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin.
Mengacu data Bloomberg, rupiah melemah 40 poin atau setara 0,24 persen hingga ke posisi Rp16.694 per USD. Rupiah melemah jika dibandingkan perdagangan kemarin di posisi Rp16.654 per USD.
Kemudian berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah juga melemah hingga 19 poin atau setara 0,11 persen menjadi Rp16.680 per USD. Sebelumnya rupiah berada di level Rp16.661 per USD.
Sedangkan berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (disingkat Jisdor), mata uang Garuda ini terpantau berada di posisi Rp16.698 per USD. Rupiah melemah dibandingkan dengan kemarin sebesar Rp16.666 per USD.
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, kurs rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen spekulasi berkelanjutan yang sebagian besar mempertahankan spekulasi The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember, terutama setelah serangkaian data sektor swasta yang lemah di pasar tenaga kerja minggu lalu.
Data pekerjaan Challenger menunjukkan AS mengalami gelombang PHK terburuk dalam sekitar 20 tahun pada Oktober. Data tersebut meningkatkan spekulasi The Fed akan memangkas suku bunga untuk mencegah pelemahan pasar tenaga kerja lebih lanjut.
Para pedagang memperkirakan peluang sebesar 61,9 persen The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember, menurut CME Fedwatch.
Sentimen pasar juga terbantu oleh pemungutan suara Senat untuk melanjutkan RUU pendanaan yang diharapkan akan mengakhiri penutupan pemerintah AS terlama yang pernah ada. Senat telah memberikan suara 60-40 untuk mempertimbangkan RUU belanja tersebut, dan akan mengadakan pemungutan suara terakhir dalam beberapa hari mendatang.
"RUU ini menandai berakhirnya filibuster yang dilakukan Partai Demokrat di Senat, yang sebagian besar menjadi penyebab penutupan pemerintah yang masih berlangsung hingga saat ini. Berakhirnya penutupan pemerintah juga diperkirakan akan membuka pintu bagi rilis data ekonomi AS lainnya dalam beberapa hari mendatang," papar Ibrahim.
Di sisi lain, keyakinan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi nasional kembali melonjak tajam pada Oktober 2025. Hasil Survei Konsumen terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya rebound optimisme, menempatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada posisi 121,2.
Angka IKK ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, September 2025, yang berada di level 115,0. Berada di atas 100, IKK mengindikasikan konsumen sangat yakin dan percaya diri melihat prospek perekonomian nasional.