M Sholahadhin Azhar • 15 October 2025 17:45
Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyebut Jakarta masuk kondisi kedaruratan sampah. Hal ini memerlukan penanganan serius.
"Jakarta sudah masuk kedaruratan sampah dan keputusan tentang kedaruratan sampah sebagaimana dimandatkan oleh Perpres tersebut tadi malam sudah saya tandatangani," kata Hanif di Jakarta dikutip dari Antara, Rabu, 15 Oktober 2025.
Perpres yang dimaksud Hanif, yakni Presiden Nomor 109 tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Di dalamnya terdapat penetapan kondisi kedaruratan sampah yang ditetapkan oleh menteri.
"Bandung juga demikian. Bandung kami mohon izin kepada Bapak Gubernur Jawa Barat untuk segera menyiapkan segala sesuatunya untuk menyelesaikan permasalahan masalah sampah Bandung Raya," kata Hanif.
Implikasi dari penetapan kondisi kedaruratan sampah sebagaimana dimaksud Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2025 mengindikasikan perlunya penanganan secara cepat khususnya pengolahan sampah dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Wilayah Jakarta dan Bandung Raya sendiri belum masuk dalam rekomendasi tujuh lokasi pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) yang diserahkan KLH/BPLH kepada Danantara.
Dia menyebut meski kedua daerah tersebut mencatat jumlah timbulan sampah per hari yang signifikan, tapi ada beberapa syarat yang belum belum dapat dipenuhi untuk pembangunan PSEL. Termasuk ketiadaan lahan dan air untuk operasi PSEL.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik KLH, pada 2023 setiap harinya wilayah Jakarta menghasilkan sampah 8.600 ton per hari. Selama periode 2023, DKI Jakarta melaporkan total timbulan sampah mencapai 3.141.650 ton.
Dalam periode yang sama, seluruh Jawa Barat menghasilkan 22.019 ton sampah per hari. Secara khusus untuk wilayah Kota Bandung 1.609 ton per hari, Kabupaten Bandung 1.301 ton, dan Kabupaten Bandung Barat 742 ton. Untuk Jawa Barat, dalam periode 2023 terdapat 8.037.083 ton sampah yang dihasilkan wilayah tersebut.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol/Antara
Di kesempatan yang sama, dia mengingatkan bahwa PSEL tidak akan menyelesaikan isu sampah di Tanah Air secara instan. Hal itu mengingat PSEL diproyeksikan hanya mengurangi sampah sekitar 33 ribu ton per hari, dari jumlah timbulan 143 ribu ton pe hari.
"Jadi masih ada 100 ribu ton per hari yang harus kita pikirkan. Di antaranya melalui kerjasama dengan RDF dari industri semen. Kemudian akan kita kembangkan melalui pembangunan fasilitas-fasilitas menengah dan kecil di seluruh Tanah Air," demikian Hanif Faisol Nurofiq.