Ilustrasi. Foto: Freepik
Ade Hapsari Lestarini • 20 February 2025 08:14
New York: Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan sore Rabu waktu setempat.
Melansir Xinhua, Kamis, 20 Februari 2025, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,11 persen menjadi 107,173 pada pukul 3:00 sore (2000 GMT).
Pada perdagangan sore di New York, euro turun menjadi 1,0425 dolar AS dari 1,0445 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2584 dolar dari 1,2597 dolar pada sesi sebelumnya.
Sementara dolar AS dibeli 151,52 yen Jepang, lebih rendah dari 151,92 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,9038 franc Swiss dari 0,9036 franc Swiss, dan naik menjadi 1,4232 dolar Kanada dari 1,4188 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,7225 kronor Swedia dari 10,7249 kronor Swedia.
Penurunan suku bunga lebih lanjut
Pejabat Federal Reserve sepakat pada Januari, pemotongan suku bunga lebih lanjut akan memerlukan kemajuan tambahan pada inflasi, menurut risalah rapat yang dirilis pada Rabu sore. Mereka juga menyuarakan kekhawatiran atas dampak tarif Presiden AS Donald Trump terhadap potensi inflasi.
FOMC dengan suara bulat memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga, setelah tiga kali pemotongan berturut-turut pada 2024 yang totalnya mencapai satu poin persentase. Komite mencatat kebijakan saat ini "jauh lebih longgar" daripada sebelum pemotongan suku bunga, sehingga memberi waktu bagi anggota untuk mengevaluasi kondisi sebelum mengambil langkah tambahan.
Ilustrasi. Foto: Freepik
"Dampak dari potensi perubahan dalam kebijakan perdagangan dan imigrasi serta permintaan konsumen yang kuat. Kontak bisnis di sejumlah Distrik telah mengindikasikan perusahaan akan mencoba meneruskan biaya input yang lebih tinggi kepada konsumen yang timbul dari potensi tarif," ujar Anggota FOMC, menurut ringkasan rapat.
Gagasan tarif Trump
Trump pada Selasa melontarkan gagasan untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen pada impor mobil, cip, dan farmasi. Ketua Fed Jerome Powell sebagian besar menghindari spekulasi mengenai dampak ekonomi dari tarif Trump, tetapi pejabat lain telah mengakui kebijakan perdagangan dapat memengaruhi keputusan moneter dan berpotensi menunda pemotongan suku bunga lebih lanjut.
"Saya pikir ada banyak kegaduhan yang terkait dengan DOGE (Departemen Efisiensi Pemerintah), Elon Musk, dan tarif dalam jangka pendek, yang merupakan apa yang Anda lihat hari ini. Dan saya pikir banyak hal ini akan bertahan lama. Efek Trump dengan berita utama yang membebani pasar dan menyebabkan beberapa masalah. Dalam jangka panjang, saya masih sangat optimis tentang bagaimana ini dapat menjadi lingkungan yang pro-bisnis," ungkap pendiri dan kepala investasi di Elios Financial Group, Jim Elios.