Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam ajang fashion yang digelar Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) pada 2 Februari 2025 di Mei Foo, Hong Kong/Dok. Andy Sugix
Daviq Umar Al Faruq • 28 February 2025 10:12
Malang: Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong menunjukkan bakat mereka di dunia mode. Mereka tampil sebagai model dan penata rias atau make up artist (MUA) dalam ajang fesyen yang digelar Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) pada 2 Februari 2025 di Mei Foo, Hongkong.
Dalam acara tersebut, desainer asal Malang, Andy Sugix, menggandeng para PMI untuk menjadi model dan MUA. Andy ingin menunjukkan bahwa diaspora Indonesia memiliki talenta yang mampu bersaing di kancah internasional.
"Acara ini bukan sekadar peragaan busana, tetapi juga bentuk apresiasi dan dukungan bagi PMI yang memiliki minat dan keterampilan di bidang fashion," kata Andy, Jumat 28 Februari 2025.
Andy Sugix bukan sosok baru dalam mendukung PMI. Ia sering terlibat dalam berbagai kegiatan yang melibatkan PMI, seperti lomba kebaya, kompetisi make-up, dan pemotretan bertema fasyen.
Menurutnya, PMI memiliki talenta luar biasa, tetapi seringkali tidak memiliki wadah yang tepat untuk berekspresi. Dalam ajang fashion BP2MI, Andy melibatkan PMI yang berbakat di bidang modeling, rias wajah, dan fotografi. Para MUA dari kalangan PMI merias sesama PMI yang menjadi model. Sementara sesi fotografi juga dilakukan oleh mereka yang memiliki keahlian di bidang tersebut.
"Biasanya, acara fashion membutuhkan panggung, pencahayaan, dan dana besar. Namun, kali ini kami memilih konsep minim budget, yaitu hunting photo session," ungkap Andy.
Andy memberikan dukungan berupa busana rancangan pribadinya dengan tema fesyen yang sedang tren di Indonesia. "Mereka mengenakan busana rancangan saya, dan saya mengarahkan bagaimana make-up yang sedang tren di Indonesia. Karena bagaimanapun, kiblat mereka dalam make-up tetap Indonesia," jelas Andy.
Menurut Andy, PMI membutuhkan dukungan moral dan pengakuan bakat. Acara fesyen ini diharapkan dapat membantu aspek psikologis mereka. "Mereka sebenarnya bisa saja merias wajah atau berfoto sendiri, tetapi ketika ada orang Indonesia yang mendukung, mereka lebih percaya diri. Mereka butuh apresiasi dan motivasi," kata Andy.
Selama acara, Andy mengaku terharu melihat para PMI yang tampil percaya diri setelah dirias dan mengenakan busana rancangannya. "Saat mereka sudah full make-up, dengan hair-do yang rapi, mengenakan pakaian yang saya desain, saya melihat sendiri betapa mereka bangga dengan diri mereka. Mereka sangat kompak dan antusias," tutur Andy.
Andy juga menekankan PMI di luar negeri memiliki semangat belajar yang tinggi. Ia berkomitmen untuk terus mendukung mereka agar dapat mengembangkan bakat mereka, tidak hanya dalam pekerjaan utama, tetapi juga di bidang seni dan fasyen.