Armada mobil rental milik Sahara dan Sofwan. Dokumentasi/ istimewa.
Daviq Umar Al Faruq • 7 October 2025 16:35
Malang: Dampak konflik antar tetangga hingga viral yang melibatkan eks dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin, turut dirasakan tetangganya, Sahara dan Sofwan. Usaha rental mobil milik pasangan suami istri tersebut kini merosot setelah konflik mereka viral di media sosial.
Sofwan mengakui sejak dua pekan terakhir, pesanan sewa mobil menurun drastis hingga separuh dari biasanya. Padahal sebelumnya bisnis tersebut berjalan stabil dan menjadi sumber utama penghasilan keluarga.
"Dampaknya orderan menurun, biasanya jalan Sabtu dan Minggu ini tidak jalan. Cuma itu kan kembali ke rejeki saya, rejeki tidak tertukar. Mungkin ini karena cobaan," kata Sofwan di Malang, Selasa, 7 Oktober 2025.
Ia menyebut dari total 11 unit mobil yang dimiliki, hanya sekitar separuh yang masih beroperasi. Selebihnya menganggur lantaran tidak ada permintaan. Beberapa pelanggan tetap bahkan membatalkan pesanan tanpa alasan jelas.
"Ada yang membatalkan pesanan, ada 5 lebih customer. Mungkin karena takut disorot atau dikaitkan dengan kasus kami. Kami bisa paham, tapi ini jadi tantangan berat buat kami," jelas Sofwan.
Menurut Sofwan mengaku para pegawainya juga ikut terdampak secara psikologis. Sejumlah karyawan menerima pesan intimidatif di media sosial sejak kasus itu ramai diperbincangkan.
"Teman-teman pegawai juga kena. Mereka diteror di media sosial. Tapi saya selalu bilang ke mereka, sabar. Ini memang ujian buat kita semua," ungkap Sofwan.
Meski usaha tengah goyah, Sofwan menegaskan dirinya dan Sahara tetap berupaya menjaga kualitas layanan serta kepercayaan pelanggan. Ia juga memilih untuk tidak terpancing menanggapi komentar negatif yang berseliweran di media sosial.
“Review jelek pasti ada, tapi saya percaya, kebenaran akan menemukan jalannya. Itu yang selalu saya pegang,” ujar Sofwan.
Kasus yang melibatkan mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin dengan Sahara ini sebelumnya sempat viral di media sosial. Perselisihan antar tetangga itu semakin memanas setelah kedua belah pihak saling melapor ke polisi.
Kasus ini juga berimbas pada karir Imam di kampus. Pihak UIN Malang menonaktifkan yang bersangkutan dari tugas mengajar dan menyerahkan penanganan kasus ke Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag).
Puncaknya, warga Joyogrand melalui rapat pada 7 September 2025 sepakat mengeluarkan surat keputusan bersama untuk meminta Imam dan keluarganya meninggalkan lingkungan. Surat itu berisi lima poin alasan pengusiran, termasuk tuduhan pelanggaran norma kesopanan serta adat istiadat setempat.