Karang Setra Waterland, kolam renang legendaris yang berdiri sejak 3 Mei 1958
Roni Kurniawan • 1 November 2025 15:46
Bandung: Di tengah maraknya destinasi wisata modern dengan wahana berteknologi tinggi, Kota Bandung masih menyimpan sebuah permata zaman baheula. Karang Setra Waterland, kolam renang legendaris yang berdiri sejak 3 Mei 1958, tetap tegak bagai oasis kenangan. Bagi warga Bandung, tempat ini bukan sekadar tempat berenang, melainkan bagian dari napas panjang sejarah rekreasi air di Indonesia.
Diresmikan langsung oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, Karang Setra lahir ketika Bandung sedang bersemi sebagai kota pendidikan dan pariwisata. Keberadaannya menjadi ruang publik yang menyatukan nilai edukasi, kebersamaan, dan kesenangan sederhana bagi masyarakat.
"Kami merupakan satu-satunya wisata kolam legendaris yang masih bertahan hingga kini. Tahun 2021 kami bahkan mendapat penghargaan dari Dinas Pariwisata sebagai wisata legendaris. Lokasinya strategis, di tengah kota, asri, nyaman, dan mudah dijangkau," ujar General Manager PT Brajatama Perwakilan Bandung (Karang Setra Waterland), Endang Suhartatik, Sabtu, 1 November 2025.
Meski usia Karang Setra telah melampaui setengah abad, daya pikatnya tak pernah pudar. Tempat ini tetap menjadi primadona bagi kalangan pelajar dan keluarga. Setiap pekan, ribuan anak sekolah memadati kolamnya untuk belajar berenang atau sekadar menikmati suasana teduh di tengah hingar-bingar kota.
Pengelola menyadari betul tantangan yang dihadapi. Persaingan dengan destinasi baru yang menawarkan desain modern dan teknologi canggih semakin ketat. Namun, semangat untuk menjaga warisan sejarah dan nilai-nilai tradisional justru kian dikokohkan.
"Kami memang tertinggal dalam hal bangunan dibanding wisata air baru. Tapi kami percaya, Karang Setra punya nilai sejarah dan kedekatan emosional bagi masyarakat," sambung Endang.

Diresmikan langsung oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, Karang Setra lahir ketika Bandung sedang bersemi sebagai kota pendidikan dan pariwisata
Salah satu daya tarik unik yang tetap dipertahankan adalah tradisi botram atau makan bersama. Aktivitas yang sudah langka di tempat wisata modern ini justru menjadi ciri khas dan pemikat utama Karang Setra.
"Kami memperbolehkan pengunjung untuk botram di sini, tentu dengan beberapa syarat juga. Terutama tidak ada tumpahan makan ke air di dalam kolam," sahut Endang.
Tradisi ini merefleksikan filosofi kebersamaan dan keakraban yang menjadi roh dari Karang Setra. Di sini, bersenang-senang bukan hanya tentang menikmati wahana air, tetapi juga tentang mempererat ikatan dengan keluarga dan teman.
Karang Setra memiliki empat kolam utama yang masing-masing punya karakter dan ceritanya sendiri. Kolam Naga, Kolam Anak, Kolam Pantai, dan Kolam Tanding menawarkan pengalaman berbeda, mulai dari ember tumpah dan seluncuran pelangi yang menyenangkan untuk anak-anak, hingga mandi busa dan waterboom yang selalu ramai pengunjung.
Kolam Tanding, khususnya, menyimpan catatan prestasi yang membanggakan. Dari kolam inilah lahir banyak atlet renang berprestasi yang mengharumkan nama sekolah-sekolah di berbagai kejuaraan.
"Beberapa atlet juara lahir dari kolam ini. Sampai sekarang masih banyak sekolah yang rutin latihan di sini," kata Endang.
Setiap akhir pekan, suasana Karang Setra semakin meriah. Irama musik dari komunitas lokal Bandung mengalun dari panggung kecil di tepi kolam, menemani pengunjung yang sedang berenang atau sekadar bersantai.
Kehadiran hiburan ini merupakan bagian dari strategi untuk tetap relevan di era modern, sekaligus wujud komitmen Karang Setra dalam mendukung seniman lokal. "Kami menampilkan musik dari seniman-seniman lokal untuk menambah suasana hidup. Ini sekaligus wadah bagi musisi Bandung menunjukkan karya mereka," sahut Endang.
Meski berlokasi di jantung Kota Bandung, daya tarik Karang Setra mampu menjangkau pengunjung dari berbagai penjuru. Tak hanya dari Bandung dan sekitarnya, tapi juga dari kota-kota seperti Cilacap, Garut, Banjar, Ciamis, Karawang, hingga pesantren dari Jakarta Selatan.
"Rata-rata pengunjung dari sekolah. Kadang bisa sampai dua ribu orang per hari kalau sedang ada kegiatan pelatihan," lanjut Endang.
Dengan harga tiket yang terjangkau, Rp50.000 untuk umum dan Rp35.000-Rp38.000 untuk pelajar, Karang Setra berkomitmen untuk tetap bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Lebih dari sekadar tempat bermain air, Karang Setra adalah penanda waktu yang hidup. Dari generasi ke generasi, tempat ini menjadi saksi bisu tumbuh kembangnya anak-anak Bandung, menyimpan cerita tentang keluarga, persahabatan, dan masa kecil yang tak tergantikan.
"Harapan kami, masyarakat terus membantu melestarikan Karang Setra. Kami ingin anak-anak sekolah tetap berwisata di sini, belajar berenang, dan menikmati suasana yang tidak mereka temui di tempat lain," ungkap Endang.
Di tengah derasnya arus modernisasi, Karang Setra Waterland tetap berdiri tegak, bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi sebagai living monument yang terus bernapas, menyimpan kenangan, dan menciptakan cerita baru untuk generasi mendatang. Di setiap cipratan air dan tawa pengunjungnya, terukir sejarah panjang yang membuatnya abadi dalam hati masyarakat Bandung.