Ilustrasi harga beras. Foto: Medcom.id
Media Indonesia • 23 January 2024 18:18
Jakarta: Pemilu kian dekat, sejumlah pejabat negara yang merupakan anggota atau bahkan pimpinan partai politik tampak sibuk melakukan kampanye. Padahal banyak persoalan di masyarakat yang mesti diselesaikan.
"Menteri-menteri yang mengurus ekonomi beberapa cuti untuk kampanye, sementara kenaikan harga pangan masih terjadi," kata Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto saat dihubungi, Selasa, 23 Januari 2024.
Dia menilai, menteri yang juga menjadi petinggi parpol harus bisa memilih fokus, mengurusi rakyat, atau melakukan kampanye. Menurut Eko, itu merupakan pilihan yang harus diambil dan diprioritaskan.
Jika yang bersangkutan lebih memprioritaskan kampanye, maka rakyat kena getahnya, alias terus berkelindan dengan kenaikan harga-harga pangan dan kebutuhan hidup lainnya.
"Sampai Pilpres usai, masyarakat harus bersiap-siap dengan berbagai kejutan kenaikan harga, salah satu penyebabnya karena di pucuk pimpinan kementerian banyak yang cuti," tutur Eko.
"Cara paling ideal ya yang bersangkutan pilih salah satu, fokus kampanye atau urus bahan pokok dan ekonomi," lanjutnya.
Namun Eko menilai kecil kemungkinan pimpinan maupun pengurus parpol yang menjabat sebagai menteri mau mengurangi intensitas kampanye. Sebab, upaya meraih suara sebesar-besarnya menjadi misi utama yang tampaknya diutamakan.
Apalagi aktivitas kampanye juga tak hanya dilakukan oleh menteri-menteri. Kondisi serupa juga menurut Eko terjadi di level daerah. Dia meyakini banyak penjabat daerah yang mengambil cuti untuk mendulang suara.
Karenanya, opsi lain yang dapat ditempuh untuk mendorong stabilisasi harga pangan ialah melalui optimalisasi lembaga-lembaga di bawah presiden seperti Badan Pangan Nasional. Lembaga tersebut dinilai dapat mengambil peran untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan.
Baca juga: Pemerintah Impor Beras 2,5 Juta Ton untuk Stabilisasi Pasokan