Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id
Ficky Ramadhan • 6 October 2024 23:05
Jakarta: Peneliti Transparency International Indonesia (TII) Alvin Nicola menyebut bahwa uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di DPR dapat menjadi tahapan penting untuk mengetahui lebih dalam 10 capim KPK yang diloloskan Pansel. Tahapan ini dilakukan setelah Presiden memberikan 10 nama capim dan calon Dewas KPK kepada DPR.
“Kita berharap proses selanjutnya ada kesempatan bagi kita 'menguliti' lebih dalam profil capim-capim ini,” kata Alvin dalam diskusi yang digelar Koalisi masyarakat sipil Antikorupsi, di Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024.
Kendati begitu, menurut Alvin, itu semua nantinya tergantung dari political will DPR terhadap upaya penguatan antikorupsi di Indonesia. Pasalnya, saat ini presiden Joko Widodo sendiri belum memberikan nama-nama capim dan cadewas KPK ke DPR.
Alvin mengatakan, momen penyerahan 10 nama capim KPK ke DPR juga dapat menggambarkan situasi politik dari seleksi pimpinan KPK ini. Apakah nama-nama capim KPK akan diserahkan di akhir periode masa jabat presiden Jokowi atau di pemerintahan yang sudah dipimpin presiden terpilih, Prabowo Subianto.
“Ini penting melihat seberapa banyak (potensi) KPK ke depan akan dikeruk, apakah alat politik penguasa sekarang atau nanti," ujarnya.
Baca juga:
Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi: Capim dan Dewas KPK Minus Integritas |