Ilustrasi Boeing. Foto: Boeing
Annisa Ayu Artanti • 12 October 2024 08:08
Jakarta: Boeing akan memangkas 10 persen tenaga kerjanya, atau sekitar 17.000 orang, seiring dengan meningkatnya kerugian perusahaan.
Melansir CNBC International, Sabtu, 12 Oktober 2024, selain itu PHK yang dilakukan itu merupakan imbas pemogokan para masinis yang membuat pabrik-pabrik pesawatnya tidak beroperasi memasuki minggu kelima.
Perusahaan ini juga akan menunda peluncuran pesawat berbadan lebar barunya yang telah lama tertunda.
Pabrikan ini tidak akan mengirimkan pesawat berbadan lebar 777X yang masih belum tersertifikasi hingga tahun 2026, membuatnya terlambat sekitar enam tahun dari jadwal.
Perusahaan pada bulan Agustus menghentikan uji coba penerbangan pesawat tersebut ketika menemukan kerusakan struktural pada salah satu pesawat.
Perusahaan ini akan berhenti membuat pesawat pengangkut komersial 767 pada tahun 2027 setelah memenuhi pesanan yang tersisa, CEO Kelly Ortberg mengatakan dalam sebuah memo staf pada hari Jumat sore.
Ilustrasi. Foto: Freepik
CEO buka suara soal kesulitasn perusahaan
“Bisnis kami berada dalam posisi yang sulit, dan sulit untuk melebih-lebihkan tantangan yang kami hadapi bersama,” kata Ortberg.
“Selain menavigasi lingkungan kita saat ini, memulihkan perusahaan kita membutuhkan keputusan yang sulit dan kita harus membuat perubahan struktural untuk memastikan kita dapat tetap kompetitif dan memberikan yang terbaik bagi pelanggan kita dalam jangka panjang," jelas dia.
Kerugian Boeing
Boeing memperkirakan akan melaporkan kerugian USD9,97 per saham pada kuartal ketiga, perusahaan mengatakan dalam sebuah rilis mengejutkan pada hari Jumat.
Perusahaan ini memperkirakan akan melaporkan biaya sebelum pajak sebesar USD3 miliar untuk unit pesawat komersial dan USD2 miliar untuk bisnis pertahanannya.
Dalam laporan keuangan awal, Boeing mengatakan bahwa mereka memperkirakan akan mengalami arus kas keluar sebesar USD1,3 miliar untuk kuartal ketiga.
Pemangkasan pekerjaan dan biaya merupakan langkah paling dramatis hingga saat ini dari Ortberg, yang baru saja menjabat selama dua bulan di posisi puncak, yang ditugaskan untuk mengembalikan Boeing ke kestabilan setelah krisis keselamatan dan manufaktur, termasuk ledakan di pintu pesawat yang nyaris menjadi bencana awal tahun ini.
Pemogokan masinis merupakan tantangan lain bagi Ortberg. Lembaga-lembaga pemeringkat kredit telah memperingatkan bahwa perusahaan ini berisiko kehilangan peringkat layak investasi, dan Boeing telah menghabiskan banyak uang di tahun yang diharapkan oleh para pemimpin perusahaan sebagai tahun pembalikan arah.
S&P Global Ratings mengatakan pada awal pekan ini bahwa Boeing mengalami kerugian lebih dari USD1 miliar per bulan akibat pemogokan lebih dari 30.000 masinis, yang dimulai pada 13 September setelah para masinis menolak kesepakatan sementara yang dicapai perusahaan dengan serikat pekerja.