Rupiah Berhasil Menguat ke Rp15.505/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.

Rupiah Berhasil Menguat ke Rp15.505/USD

Arif Wicaksono • 4 September 2024 09:42

Jakarta: Laju mata uang rupiah menguat pada pembukaan perdagangan hari

Baca juga: Rupiah hanya Terkoreksi Tipis


Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, menguat 21 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.505 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.526 per USD.

Dari dalam negeri laju rupiah tertolong aksi pemerintah yang telah menyelenggarakan lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN), antara lain seri SPN03241204 (new issue), SPN12250904 (new issue), FR0104 (reopening), FR0103 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening), dan FR0102 (reopening).

Jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp45,48 triliun, sedangkan total yang dimenangkan sebesar Rp22 triliun.

Sementara itu dolar AS tertekan setelah yield obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun turun ke 0,005 persen. Kemudian yield obligasi AS tenor 30 tahun turun ke 0,001 persen. Kemudian yield obligasi AS tenor lima tahun turun ke 0,012 persen. Lalu yield obligasi AS tenor dua tahun turun ke 0,021 persen.

Dikutip dari Yahoo Finance, Rabu, 4 September 2024, laju dolar AS bertahan mendekati level tertinggi dalam dua minggu terhadap euro karena para pedagang bersiap menghadapi minggu yang sarat data, termasuk laporan penggajian AS Jumat.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, naik 0,13 persen menjadi 101,79.

Data penting AS

Para analis memperkirakan katalis berikutnya untuk komoditas ini akan muncul ketika Federal Reserve bertemu bulan ini setelah seminggu data ketenagakerjaan baru dan laporan pekerjaan bulanan yang penting pada hari Jumat.

Laporan penggajian nonpertanian Jumat akan menjadi masukan utama berikutnya bagi Fed, yang saat ini diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan akhir September.

Laporan yang sangat lemah dapat menghidupkan kembali seruan untuk pemangkasan suku bunga yang lebih dalam pada bulan September, mungkin 50 basis poin, serta percepatan pemangkasan menjelang pemilihan umum November dan akhir tahun.

Dalam catatan penelitian baru, ahli strategi JPMorgan yang dipimpin Mislav Matejka mengatakan penurunan suku bunga Federal Reserve setidaknya sebagian merupakan respons terhadap perlambatan ekonomi, yang dapat menetralisir dampak positif pada saham.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)