PHK. Foto: Unsplash.
Singapura: Perusahaan teknologi properti yang berbasis di Singapura, PropertyGuru Group akan memberhentikan 79 pekerjanya karena perusahaan tersebut mengalami perubahan organisasi.
Pemangkasan Hubungan Kerja (PHK) tersebut diumumkan dalam surat yang dikirimkan kepada karyawan oleh CEO dan Direktur Pelaksana PropertyGuru Group, Hari V Krishnan.
"Kami melakukan tinjauan komprehensif untuk merancang ulang organisasi kami, memastikan kami memfokuskan investasi kami pada bisnis berdasarkan potensi pasarnya," tulis Krishnan dikutip dari
Channel News Asia, Rabu, 28 Februari 2024.
"Hal ini melibatkan terus mengembangkan struktur organisasi, komposisi tim, proses operasional, dan otomatisasi cerdas jika memungkinkan, dipandu oleh fokus yang jelas pada prioritas yang kami identifikasi," tegas dia.
Sebagai bagian dari proses ini, PropertyGuru akan menutup bisnis yang secara operasional tidak dapat menguntungkan. Ini termasuk dua dari sembilan cabang mereka di Vietnam yang terkait dengan bisnis pasar mereka.
Perusahaan juga akan mengkonsolidasikan penyampaian teknologi dan meningkatkan dukungan pelanggan dengan mendesain ulang peran di bidang pemasaran, produk, dan penjualan perusahaan.
"Kondisi pasar yang bergejolak dan perubahan kebutuhan pelanggan mengharuskan kami menyesuaikan strategi agar kami dapat terus tumbuh secara berkelanjutan," kata Krishnan.
"Keputusan ini diambil setelah identifikasi yang cermat dan obyektif mengenai peran fase pertumbuhan PropertyGuru selanjutnya," tambah dia.
Benefit kepada korban PHK
Sebanyak 79 karyawan yang di-PHK mewakili sekitar lima persen dari total tenaga kerja PropertyGuru. Selain Singapura dan Vietnam, PropertyGuru juga beroperasi di Malaysia dan Thailand. Sebelumnya juga beroperasi di Indonesia.
Karyawan yang dipecat akan diberikan paket pesangon yang ditingkatkan yang mencakup pesangon satu bulan untuk setiap tahun masa kerja yang dibatasi hingga 12 bulan atau uang pesangon menurut undang-undang negara, mana saja yang lebih tinggi.
Paket tersebut juga mencakup pembayaran gaji pokok selama satu bulan serta pembayaran bonus kinerja atau komisi tahunan.
Karyawan yang terkena dampak juga akan terus mendapatkan perlindungan asuransi kesehatan dan akses terhadap program bantuan karyawan perusahaan selama tiga bulan sejak tanggal terakhir mereka bekerja. Selain itu, mereka akan diizinkan untuk menyimpan laptop kerja mereka dan akan menerima layanan penempatan dengan konsultan pribadi selama tiga bulan.
Sementara itu, mereka yang memiliki visa kerja akan mendapatkan perpanjangan cuti tanpa bayaran hingga tiga bulan, dukungan repatriasi jika diperlukan, dan dukungan keuangan untuk keluar lebih awal dari sewa tempat tinggal.