Hari Ini Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.237/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Hari Ini Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.237/USD

Husen Miftahudin • 22 April 2024 17:29

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini akhirnya mengalami penguatan, setelah beberapa hari terus melemah pascalibur Lebaran.
 
Mengutip data Bloomberg, Senin, 22 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.237 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 23 poin atau setara 0,14 persen dari posisi Rp16.260 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok akan kembali mengalami penguatan.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.190 per USD hingga Rp16.270 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Ia pun membeberkan penyebab perkasanya rupiah saat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, diantaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun internal.
 

Kekhawatiran suku bunga Fed lebih tinggi

 
Ibrahim menyampaikan, kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang membuat sebagian besar pedagang bias terhadap dolar AS. Namun, meredanya kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah memberikan sedikit kelegaan pada mata uang regional, seiring dengan membaiknya selera risiko.
 
Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menjadi bankir sentral terbaru yang memberi sinyal jangka waktu yang lebih lama untuk penurunan suku bunga karena kemajuan inflasi telah 'terhenti'.
 
"Fokus minggu ini adalah pada lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter AS, khususnya dari data indeks harga PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data tersebut akan dirilis pada Jumat dan diperkirakan akan menegaskan kembali inflasi AS masih stabil pada Maret," terang Ibrahim.
 
Isyarat lebih lanjut mengenai perekonomian AS juga akan dirilis minggu ini, dengan data indeks manajer pembelian untuk bulan April akan menawarkan lebih banyak wawasan mengenai aktivitas bisnis.
 
Selain itu, fokus minggu ini adalah pada keputusan suku bunga Bank of Japan pada Jumat, pertemuan pertama bank sentral tersebut setelah kenaikan suku bunga bersejarah pada Maret. Setiap isyarat mengenai kenaikan suku bunga dan perubahan kebijakan di masa depan akan diawasi dengan ketat.
 
Baca juga: Rupiah Menguat 0,28% di Pembukaan Awal Pekan
 

RI kembali cetak surplus perdagangan

 
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 kembali mencetak surplus sebesar USD4,47 miliar. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan sejak Januari-Maret 2024 mencapai USD7,31 miliar.
 
"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus ini juga sudah sesuai dengan ekspektasi para analis," tutur Ibrahim.
 
Selain itu, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 sebesar USD22,43 miliar. Kinerja ekspor pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibandingkan Februari 2024 (mtm).
 
Sedangkan, peningkatan kinerja ekspor pada Maret 2024 terjadi karena kenaikan nonmigas terutama logam mulia emas perhiasan, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati.
 
Kemudian, nilai impor pada Maret 2024 mencapai USD17,96 miliar atau turun 2,60 persen secara bulanan (mtm). Impor migas tercatat USD3,33 miliar atau naik 11,64 persen (mtm), sementara impor nonmigas senilai USD14,63 miliar atau mengalami penurunan 5,34 persen (mtm). 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)