Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.
Husen Miftahudin • 22 April 2024 09:56
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah mendapatkan keperkasaan kembali saat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini, setelah terus-terusan dipukul mundur pascalibur Lebaran hingga mata uang Garuda tersebut menyentuh titik terendahnya.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 22 April 2024, rupiah hingga pukul 09.32 WIB berada di level Rp16.215 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 45 poin atau setara 0,28 persen dari Rp16.250 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar menguat pada Kamis karena beragam data AS tidak banyak menggoyahkan pandangan perekonomian masih dalam kondisi yang kuat. Hal ini menunjukkan Federal Reserve kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga pertamanya sejak 2020 hingga akhir tahun ini serta memanasnya eskalasi Iran Israel menjadi fokus.
Komentar dari Presiden Fed New York John Williams yang mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk menurunkan suku bunga saat ini mengingat kekuatan perekonomian, juga membantu mengangkat dolar. Presiden Fed New York selalu menjadi pemilih di komite penetapan kebijakan bank sentral.
"Namun data ekonomi AS yang kuat dan inflasi yang terus berlanjut telah mendorong investor untuk secara drastis memikirkan kembali kemungkinan The Fed menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat," terang Ibrahim.
Kemudian, lanjut dia, eskalasi Iran-Israel menjadi fokus setelah laporan ledakan di seluruh Iran. Berbagai laporan media, termasuk dari kantor berita Iran, menunjukkan ledakan di beberapa wilayah Iran, Suriah, dan Irak.
Yang menjadi perhatian khusus adalah ledakan di Kota Isfahan, yang terletak di dekat beberapa fasilitas nuklir Iran. Iran awal pekan ini telah memperingatkan Israel agar tidak menyerang situs nuklirnya, dan bahkan mungkin mempertimbangkan kembali pembuatan senjata nuklir dalam skenario seperti itu.
Baca juga: Rupiah Kembali Ditutup Melemah di Penutupan Perdagangan Akhir Pekan |