Wadubes Tiongkok: Jokowi-Xi Jinping Sepakati Arah Pembangunan untuk Kemajuan Masa Depan

Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Tiongkok, Zhou Kan. Foto: Harianty/Medcom.id

Wadubes Tiongkok: Jokowi-Xi Jinping Sepakati Arah Pembangunan untuk Kemajuan Masa Depan

Harianty • 20 September 2024 14:23

Jakarta: Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia mengadakan resepsi 75 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Hotel Raffles, Jakarta pada 19 September 2024. Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Tiongkok, Zhou Kan menyoroti menguatnya hubungan bilateral Tiongkok-Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono turut menghadiri acara tersebut.

“Di bawah kepemimpinan strategis Presiden kita masing-masing, hubungan Tiongkok dan Indonesia berada pada taraf tertinggi dan pada masa terbaiknya sepanjang sejarah,” ucap Zhou dalam kata sambutannya.

Zhou mengatakan, selama dua tahun terakhir, Presiden Jokowi dan Presiden Xi saling bertemu setidaknya empat kali. Kedua pemimpin juga telah menyepakati arah pembangunan untuk kemajuan masa depan bersama.

Indonesia dan Tiongkok telah memanfaatkan Mekanisme Dialog dan Kerja Sama Tingkat Tinggi (HDCM) dan Komite Gabungan Kerja sama Bilateral (JCBC) secara efektif untuk memajukan kerja sama konkret di berbagai bidang, ungkap Zhou.

Zhou  menyoroti kemajuan perkembangan mekanisme dialog “2+2” (two plus two) antara kementerian luar negeri dan kementerian pertahanan Indonesia dengan Tiongkok, yang ditunjukkan melalui keberhasilan pertemuan pejabat senior (SOM) pertama antara pejabat kementerian kedua negara di Jakarta pada Agustus lalu.

“Presiden terpilih Prabowo Subianto bahkan sudah melakukan kunjungan pertamanya ke Tiongkok (usai dinyatakan menang pemilu),” tambah Zhou.

Selain bidang politik, Zhou menyebut kerja sama ekonomi kedua negara juga berkembang pesat, salah satunya ditunjukkan dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan volume perdagangan kedua negara yang telah melampaui USD100 miliar.

“Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia selama 11 tahun berturut-turut dan merupakan satu dari tiga sumber investasi asing terbesar ke Indonesia selama 8 tahun terakhir,” ucap Zhou.

Selain proyek-proyek investasi besar, institusi-institusi Tiongkok juga telah lama mendukung upaya untuk memperkuat strategi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya dalam mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan perekonomian baru yakni ekonomi hijau dan digital," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya.

Airlangga mengatakan bahwa potensi pertumbuhan kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok masih berpeluang besar. Peluang-peluang baru muncul di sektor teknologi, energi ramah lingkungan, ekonomi digital, dan inovasi. Selain Kereta Cepat Whoosh yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konektivitas, kerja sama kedua negara dalam membangun Kawasan Ekonomi Khusus juga patut diperhitungkan.

Seperti dikutip dari situs Kemenko Perekonomian,  Tiongkok telah menjadi mitra Indonesia dalam perdagangan dan investasi. Total perdagangan bilateral antara Tiongkok dan Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar USD127,8 miliar (tidak termasuk Hong Kong).

Dalam hal mekanisme kerja sama regional, ASEAN dan Tiongkok tengah berada pada puncak hubungan perdagangan tertinggi. Berdasarkan statistik ASEAN, pada tahun 2023, volume perdagangan antara ASEAN dan Tiongkok mencapai rekor baru sebesar USD702 miliar dan menjadikan Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar ASEAN selama 15 tahun berturut-turut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)