Polisi Diduga Abaikan Laporan Ancaman Pembunuhan, Sahroni: Tindak Tegas

Wakil Ketua komisi III DPR Ahmad Sahroni. Foto: Istimewa.

Polisi Diduga Abaikan Laporan Ancaman Pembunuhan, Sahroni: Tindak Tegas

Anggi Tondi Martaon • 14 August 2025 14:35

Jakarta: Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mendesak Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Rudi Setiawan menindak tegas bawahannya yang mengabaikan laporan ancaman pembunuhan. Hal itu disampaikan Sahroni merespons pengakuan Sukarno, ayah Dea Permata Karisma yang ditemukan tewas dengan sejumlah tusuk di rumahnya.

Menurut Sukarno, Dea sudah berbulan-bulan menerima teror dan ancaman pembunuhan. Ancaman diterima melalui pesan WhatsApp (WA).

“Kalau sampai korban betulan sudah sempat melapor ke Polsek Jatiluhur namun tidak ada tindakan sama sekali, ini jelas kelalaian yang sangat fatal. Maka jika benar, saya minta Pak Kapolda Jabar segera mencopot, bahkan kalau perlu memecat, komandan di Polsek yang menerima laporan tersebut," kata Sahroni melalui keterangan tertulis, Kamis, 14 Agustus 2025.

Bendaraha Umum (Bendum) DPP Partai NasDem itu geram dengan informasi tersebut. Padahal, aparat harus responsif menindaklanjuti laporan masyarakat.

"Nyawa manusia tidak bisa dipertaruhkan hanya karena aparat tidak peka atau lambat merespons,” ungkap Sahroni.

Legislator asal Dapil DKI Jakarta III itu menilai, evaluasi tidak cukup dilakukan di tingkat bawah. Pemeriksaan juga harus dilakukan terhadap pimpinan terkait.
 

Baca juga: 

Kesal Istri Menghilang, Pria di Bangkalan Gorok Bocah 4 Tahun Hingga Tewas


“Dan tingkatan di atasnya, yaitu Polres Purwakarta, juga harus diperiksa dan dievaluasi total," sebut Sahroni.

Dia menegaskan kejadian tersebut tidak boleh terulang. Aparat wajib menindaklanjuti apapun laporan yang disampaikan masyarakat.

"Mau itu soal ancaman pembunuhan, pemerasan, atau pelecehan, jangan pilih-pilih. Semua laporan harus disikapi serius dan cepat. Polisi ada untuk melindungi, bukan sekadar menerima berkas laporan,” ujar Sahroni.

Sebelumnya, Dea Permata Karisma, 27, seorang wanita asal Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusuk di rumahnya, Selasa, 12 Agustus 2025, Terungkap, Dea sudah berbulan-bulan menerima teror dan ancaman pembunuhan melalui pesan WhatsApp (WA) sebelum tewas. 

Ayah korban, Sukarno, 65, dan ibu korban, Yuli Ismawati, 55, mengungkap ancaman tersebut sempat dilaporkan ke Babinsa dan Polsek Jatiluhur. Namun tidak mendapatkan tindak lanjut. 

Sementara itu Kasi Humas Polres Purwakarta, AKP Enjang Sukandi mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya catatan laporan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)