Saham Berjangka AS Merosot di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga dan Tarif

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Saham Berjangka AS Merosot di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga dan Tarif

Eko Nordiansyah • 2 September 2025 08:13

New York: Indeks saham berjangka AS sedikit melemah pada Senin malam, 1 September 2025 karena ketidakpastian atas tarif perdagangan Presiden Donald Trump dan potensi penurunan suku bunga membuat para pedagang menunggu di luar bursa. Volume perdagangan juga rendah karena libur Hari Buruh.

Dikutip dari Investing.com, S&P 500 Futures turun 0,1 persen menjadi 6.467,0 poin, sementara Nasdaq 100 Futures turun 0,1 persen menjadi 23.437,25 poin. Dow Jones Futures turun 0,1 persen menjadi 45.559,0 poin.

Harga berjangka turun setelah sesi negatif di Wall Street pada Jumat, setelah data indeks harga PCE yang tidak meyakinkan memicu beberapa keraguan tentang seberapa besar dorongan yang dimiliki The Fed untuk memangkas suku bunga.

Ketidakpastian atas tarif Trump meningkat selama akhir pekan setelah pengadilan banding AS memutuskan bahwa sebagian besar pungutan tersebut ilegal, dan presiden kemungkinan akan menggugat putusan tersebut ke Mahkamah Agung.

Baca juga: 

Cek Saham Incaran Miliarder Saat Ini: Mulai Amazon hingga UnitedHealth



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Tarif Trump dinyatakan ilegal

Pengadilan Banding Sirkuit Federal AS memutuskan akhir pekan lalu bahwa sebagian besar tarif Trump ilegal, dan hanya Kongres yang berwenang untuk mengesahkan pungutan tersebut.

Trump mengecam keputusan pengadilan banding tersebut, dan mengatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut ke Mahkamah Agung.

Meskipun putusan Mahkamah Agung yang menentang tarif akan menurunkan prospek gangguan ekonomi terkait tarif, langkah tersebut juga menandakan meningkatnya ketidakpastian atas perjanjian perdagangan terbaru antara AS dan mitranya, yang kemungkinan perlu dinegosiasikan ulang.

Tarif Trump berlaku mulai Agustus, dengan negara-negara menghadapi pungutan antara 10 hingga 50 persen. Namun, sebagian besar tarif diperkirakan akan ditanggung oleh importir lokal, yang dapat menopang inflasi AS dalam beberapa bulan mendatang.

Ketidakpastian suku bunga The Fed

Ketidakpastian atas suku bunga AS juga tetap menjadi titik perdebatan bagi Wall Street, karena data inflasi indeks harga PCE yang stagnan untuk bulan Juli menimbulkan beberapa keraguan atas penurunan suku bunga di masa mendatang oleh The Fed.

Indeks Wall Street turun tajam pada hari Jumat setelah data PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data menunjukkan inflasi sedikit meningkat pada bulan Juli sesuai perkiraan, menunjukkan tren deflasi yang melambat lebih lanjut di awal tahun.

Inflasi yang stagnan mengurangi dorongan The Fed untuk memangkas suku bunga. Meskipun Ketua The Fed, Jerome Powell, pada bulan Agustus mengisyaratkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada bulan September di tengah meredanya pasar tenaga kerja, ia tetap mempertimbangkan risiko dari inflasi yang stagnan.

Pasar masih memperkirakan peluang sebesar 86,6 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, menurut CME Fedwatch. Sejumlah pejabat The Fed juga akan berpidato minggu ini.

Kekhawatiran atas independensi The Fed, di tengah upaya Trump untuk memecat staf di bank sentral, juga membebani selera risiko. Gubernur The Fed, Lisa Cook, pekan lalu mengisyaratkan akan menempuh jalur hukum atas upaya Trump untuk memecatnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)