Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem, Saan Mustopa. Foto: Metrotvnews.com/Muhammad Reyhansyah.
Muhammad Reyhansyah • 10 November 2025 17:28
Jakarta: Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem, Saan Mustopa, mengatakan bahwa hakikat politik sejati bukanlah perebutan kekuasaan tetapi keberanian untuk menyelamatkan dan memanusiakan manusia. Hal itu disampaikan Saan ketika membacakan pesan dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
“Politik sejati tidak berhenti pada perebutan kekuasaan, tetapi berawal dari keberanian menyelamatkan kehidupan manusia,” ujar Saan dalam peluncuran buku 'Selamatkan Nyawa, Hadirkan Tawa – Jalan Perubahan Politik Kesehatan Indonesia' karya Ketua Umum Profesi Kesehatan (Prokes) NasDem Cashtry Meher dr. Cashtry Meher di NasDem Tower, Jakarta, Senin, 10 November 2025.
Surya Paloh, kata Saan, menilai buku tersebut sebagai cerminan nilai-nilai restorasi yang menjadi napas perjuangan partai. Ia menekankan, di tengah hiruk-pikuk politik yang sering kehilangan arah, Partai NasDem berkomitmen menjaga semangat kemanusiaan sebagai dasar perjuangan.
“Politik yang meneteskan air mata ketika rakyat menderita, politik yang tersenyum ketika rakyat tertawa. Politik yang menyelamatkan nyawa, bukan mengorbankan,” ujar Saan.
Menurut Saan, pandangan tersebut sejalan dengan misi buku yang ditulis Cashtry Meher, yang menempatkan kesehatan sebagai jantung dari kemanusiaan dan moralitas bangsa. Ia menilai, karya itu bukan sekadar refleksi kebijakan kesehatan, tetapi bentuk nyata politik yang berakar dari empati.
“Buku ini mengingatkan kita bahwa ketika bicara kesehatan, kita sedang berbicara tentang hak hidup setiap anak bangsa. Disitulah politik diuji, dan di situ pula nurani diuji,” kata Saan.
Peluncuran buku 'Selamatkan Nyawa, Hadirkan Tawa – Jalan Perubahan Politik Kesehatan Indonesia'. Foto: Metrotvnews.com/Muhammad Reyhansyah.
Wakil Ketua DPR itu juga menyebut bahwa Partai NasDem melihat politik sebagai jalan moral untuk memulihkan martabat bangsa melalui keberanian untuk peduli. “Restorasi bukan slogan kosong. Ia adalah gerak moral untuk memulihkan martabat bangsa,” lanjut Saan.
Ia berharap, semangat politik kemanusiaan yang lahir dari gagasan seperti buku tersebut dapat menjadi arah perjuangan bagi seluruh kader NasDem.
“Kita boleh berbeda pandangan, berbeda strategi, dan berbeda posisi tapi tidak boleh kehilangan hati. Ketika politik kehilangan hati, maka ia kehilangan seluruh makna,” pungkas Saan.