Jejak Desi 'Bo' Fitriani, Jurnalis Zona Merah Andalan Metro TV

Jurnalis Metro TV Desi Fitriani. Dok Pribadi.

Jejak Desi 'Bo' Fitriani, Jurnalis Zona Merah Andalan Metro TV

Arga Sumantri, Surya Perkasa • 4 November 2025 16:14

Jakarta: Desi Fitriani merupakan salah satu jurnalis andalan Metro TV untuk liputan-liputan ke daerah konflik. Ia berperan besar dalam tayangan-tayangan eksklusif Metro TV langsung dari zona merah.

Perjalanan Desi Fitriani selama 31 tahun berkarier di Media Group menarik buat diulas pada momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Metro TV. Desi Fitriani banyak berbagi cerita lucu hingga menegangkan selama melaksanakan tugas liputan perang maupun bencana internasional.

Misalnya, ia pernah mewawancara salah satu panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) hingga petinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM). Desi juga menjadi saksi sejarah saat meliput konflik di Timor Leste dan beberapa negara lain.

Perjalanan karier hingga sejarah panggilan Desi Bo

Desi Fitriani mengawali karier di Media Group pada Agustus 1994. Kala itu, dia melamar di harian Media Indonesia. Kebetulan, Chairman Media Group Surya Paloh membeli media lokal di daerah Lampung, yakni Lampung Post. Desi dan sejumlah karyawan eksodus menghidupkan Lampung Post.

Sekitar empat tahun Desi bekerja di Lampung Post. Kemudian, kembali ke Media Indonesia pada 1998. Desi Fitriani kemudian menjadi keluarga Metro TV sejak 2001. Mulai 2025, Desi Bo lebih fokus menjadi trainer Media Academy Metro TV.

Internal Metro TV lebih mengenal Desi Fitriani dengan panggilan Desi Bo atau Tante Bo. Panggilan karib ini bukan tanpa cerita. Kala itu, kata dia, ada sekitar 10 karyawan Metro TV dengan nama Desi.

Singkat cerita, lulusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta itu sering memanggil orang lain dengan sebutan 'Bo' jika disapa. Ia mengaku agak kesulitan menghapal nama orang lain.

"Karena gue manggil orang itu suka 'hai Bo', 'hai Bo', jadilah dijulukin namanya Desi Bo," cerita Tante Bo kepada Metrotvnews.com, beberapa waktu lalu.

Desi Fitriani di terowongan bawah tanah Gaza pada 2011. Foto: Dok Pribadi

Jurnalis spesialis liputan konflik

Desi Bo kesohor di kalangan redaksi Metro TV dan media lain sebagai jurnalis spesialis liputan konflik. Berhari-hari di hutan hingga tinggal dengan kelompok separatis pernah dilakoni.

"Waktu liputan ke daerah konflik banyak (reporter) yang meminta pulang. Saya yang enggak pernah meminta pulang. Nah, dari situlah akhirnya saya 'dijerumuskan' terus ke (liputan) konflik," ungkap Desi Bo.

Menjadi jurnalis yang ditugaskan ke daerah konflik bukan tanpa dilema. Desi Bo mengatakan pekerjaannya itu membuat khawatir sang ibu. Kendati sudah meyakinkan kalau seluruh proses liputan berjalan sesuai protokol keselamatan, tetap saja orang tuanya mengaku was-was, terlebih Desi merupakan seorang perempuan.

"Ibu saya sampai bikin tahlilan (doa bersama) di rumah. Buat mendoakan agar aku selamat," ungkap Desi Bo.

Jejak liputan konflik Desi Bo di dalam negeri

Desi Bo masih ingat betul kala meliput Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam kondisi darurat militer pada 2003. Banyak jurnalis memilih pergi ke Banda Aceh guna mencari informasi soal konflik tersebut. Tapi, Desi Bo memilih langsung ke Aceh Utara dan Aceh Timur yang menjadi daerah basis GAM. Sekitar dua pekan dia ikut rombongan tentara.

Berkat kepiawaian berjejaring dan bernegosiasi, Desi Bo juga bisa meyakinkan GAM untuk melakukan wawancara. Ia berhasil menemui dan mewawancara langsung salah satu petinggi GAM, Teuku Ishak Daud.

Bukan tanpa risiko meliput situasi darurat militer di Aceh. Desi Bo mengaku nyaris kena ranjau darat hingga berada di tengah situasi kontak tembak. Bahkan, ia juga menyaksikan langsung bagaimana sejumlah kendaraan dibakar.

Desi Fitriani di markas OPM. Foto: Dok Pribadi.

Desi Bo menjadi jurnalis Metro TV yang meliput konflik Organisasi Papua Merdeka (OPM). Ia berhasil mendapat wawancara ekslusif dengan petinggi OPM. Kesempatan eksklusif itu tidak diraih dengan mudah. Desi Bo harus berhari-hari tinggal di hutan bersama kelompok OPM agar bisa dekat dan dipercaya melakukan wawancara.

Singkat cerita, Desi Bo berhasil merekam dari dekat aktivitas OPM, mulai dari kegiatan sehari-hari, hingga latihan perang. Hasil liputan Desi Bo soal OPM itu tayang di program Realitas Metro TV hingga menyedot perhatian para petinggi negeri di era pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

Hasil kerja Desi Bo selama menjalankan peliputan di wilayah konflik mendapat penghargaan dari internal. Desi Bo didapuk menjadi best employee Metro TV.

"Jadi kadang-kadang, kalau kita tuh peliputan daerah-daerah konflik, daerah-daerah yang rawan itu, sudah berserah aja. Lillahi Ta'ala. Kalau kita takut, ini tuh feeling apa segala itu nggak jalan. Tapi kalau misalnya kita lepas gitu ya, ya mudah-mudahan ada sih tanda apa-apa yang kita selamat gitu," ungkap Desi Bo.

Desi Fitriani wawancara dengan jenderal OPM Kodam Dua, Paniai, Tadius Magaiyogi. Dok Pribadi.

Jejak peliputan bencana dan konflik internasional Desi Bo

Kiprah Desi Bo sebagai jurnalis spesialis konflik bukan hanya di dalam negeri. Ia banyak melakukan peliputan bencana dan konflik internasional.

Desi Bo pernah meliput bencana gempa di Nepal pada 2015. Kemudian, bencana gempa di Turki dan Suriah.

Desi Bo tercatat meliput konflik Timor Leste pada 2005 hingga 2015. Ia juga pernah meliput konflik Afghanistan pada 2011. Desi Bo kemudian terjun melakukan peliputan di daerah konflik Rohingya, Myanmar pada 2013.

Desi Bo beberapa kali ditugaskan ke Gaza, Palestina. Ia tercatat meliput kondisi Gaza pada 2010, 2011, dan 2020.

Pada 2012, Desi Bo pernah dikirim meliput konflik di Yaman. Ia juga ikut merekam proses pembebasan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Filipina, dan meliput konflik di Marawi pada 2016-2017.

Desi Fitriani wawancara dengan Pimpinan Hamas Ismail Haniah pada 2010.

Pada 2024, Desi Bo ikut dalam misi perdamaian di Bangui, Afrika Tengah dan Afghanistan.

Rekam jejak Desi Bo dilirik negara. Ia mendapat tanda jasa presiden lewat penghargaan Satya Lencana Wira Karya pada 2020 dari Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Ia dinilai berperan aktif dalam bidang jurnalistik sebagai reporter daerah konflik melalui laporan peliputan di wilayah konflik.

Hasil kerja Desi Bo dinilai memberikan informasi yang dibutuhkan pemerintah, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang dampak terorisme dan perang. Produk jurnalistik Desi Bo dan Metro TV juga dinilai menggerakkan masayarakat Indonesia untuk peduli membantu masyarakat korban konflik, serta memberikan pelatihan peliputan jurnalistik di daerah konflik.

Purna tugas

Tepat sejak 31 Oktober 2025, Desi Bo purna tugas di Metro TV. Ia total menghabiskan sekitar 31 tahun menjadi jurnalis di Media Group.

Belum banyak cerita dibagikan Desi Bo terkait rencana selepas 'lulus' dari Metro TV. Yang jelas, ia mengaku sangat tertarik bergabung dengan organisasi non pemerintah (NGO), khususnya yang bergerak di bidang kemanusiaan dan sosial.

Tahun ini, Metro TV tepat berusia 25 tahun. Desi Bo berharap generasi jurnalis Metro TV saat ini dan di masa depan mampu berbuat lebih baik. Ia berpesan agar para jurnalis muda bekerja dengan hati.

"Kalau kita kerja dengan hati, kita ikhlas mengerjakannya, dengan bahagia, dengan happy, hal yang sulit itu pasti bisa terhadapi," pesan Desi Bo.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)