Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) 2025 menjadi ajang pertemuan para pendongeng dari dalam dan luar negeri yang menghidupkan kembali tradisi bercerita (Foto:Dok)
Jakarta: Puncak perayaan Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) 2025 berlangsung meriah di Museum Bank Indonesia, Jakarta, pada Sabtu, 1 November 2025.
Mengusung tema “Kisah Rempah: Menyambung Cerita, Menyatu Rasa," festival ini menjadi ajang pertemuan para pendongeng dari dalam dan luar negeri yang menghidupkan kembali tradisi bercerita sebagai bagian dari pelestarian budaya bangsa.
Acara yang digelar oleh komunitas Ayo Dongeng Indonesia (AyoDI) ini menandai keberhasilan rangkaian panjang kegiatan dongeng yang telah berlangsung sepanjang tahun. Melalui pra-festival dan kegiatan pasca-festival yang diikuti ribuan peserta, FDII 2025 sukses mempererat hubungan keluarga Indonesia lewat kisah-kisah inspiratif dari seluruh Nusantara.
Dongeng sebagai Jembatan Budaya
Direktur FDII 2025 Hendra Bawole mengatakan tema Kisah Rempah dipilih untuk mengajak anak-anak dan masyarakat mengenal kembali kekayaan sejarah bangsa Indonesia melalui jalur rempah yang pernah menghubungkan Nusantara dengan dunia.
Baca Juga :
“Kiranya melalui tema Kisah Rempah, anak-anak bisa kembali melihat kekayaan, kemasyhuran, dan sejarah perjalanan bangsa Indonesia, serta merasa bangga dan dekat dengan sejarah bangsanya,” ujar Hendra.
Festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang pembelajaran yang mempertemukan nilai-nilai budaya, seni, dan imajinasi. Melalui kisah-kisah rempah, pengunjung diajak menelusuri perjalanan sejarah yang menyatukan bangsa dalam keberagaman rasa dan cerita.
Rangkaian Kegiatan Penuh Inspirasi
Rangkaian FDII 2025 dimulai sejak pertengahan tahun melalui program Road to FDII 2025. Acara pembukaan berupa Konser Dongeng PM Toh, menghadirkan maestro seni bertutur asal Aceh di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Agustus 2025. Dilanjutkan dengan Dongeng Kejutan ke Sekolah, para pendongeng nasional mengunjungi sekolah-sekolah di wilayah Jabodetabek sepanjang September hingga Oktober.
(Foto:Dok)
Puncak acara di Museum Bank Indonesia menghadirkan pertunjukan dongeng, musik, dan teater yang menyatukan keluarga dari berbagai latar belakang. Selain itu, sesi The Nest Story di Kedai Patjar Merah, Pos Bloc, menghadirkan dongeng khusus remaja dan dewasa yang dikemas lebih reflektif dan kontemporer.
Antusiasme pengunjung membuat penyelenggara menambah lokasi pada hari kedua, yakni Museum Bahari. Sejumlah pendongeng nasional tampil membawakan kisah dari berbagai daerah dengan gaya bertutur khas, memadukan unsur teater, musik, dan interaksi dengan penonton. Suasana hangat dan penuh imajinasi menjadi bukti bahwa tradisi mendongeng masih hidup di hati masyarakat.
Kolaborasi Lintas Negara
Menariknya, FDII 2025 juga menghadirkan penampilan istimewa dari Teater Strik asal Austria. Pertunjukan ini menjadi simbol persahabatan budaya dan membuktikan bahwa dongeng adalah bahasa universal yang mampu mempertemukan siapa pun dari berbagai latar belakang.
Kolaborasi internasional ini memperkaya pengalaman penonton sekaligus menegaskan pesan utama festival bahwa cerita memiliki kekuatan untuk menyatukan dan menumbuhkan kebanggaan sebagai anak bangsa.
Sekilas Ayo Dongeng Indonesia
Komunitas Ayo Dongeng Indonesia berdiri sejak 2011 dan berkomitmen menggiatkan kembali budaya mendongeng di rumah, sekolah, dan komunitas. Dengan lebih dari 100 relawan aktif dan 200 pendukung, AyoDI telah menginspirasi lahirnya komunitas serupa di berbagai kota seperti Yogyakarta, Bogor, Bandung, Malang, dan Surabaya.
Sejak 2013, AyoDI rutin menggelar Festival Dongeng Internasional Indonesia yang menghadirkan pendongeng dari berbagai daerah dan mancanegara. Tahun 2024 menjadi tonggak istimewa karena untuk pertama kalinya festival ini digelar di Kota Bogor.
Kini, FDII 2025 melanjutkan semangat itu dengan membawa pesan tentang persahabatan, kebersamaan, dan kekayaan budaya Nusantara.
Streaming