Kenaikan Harga Emas Dunia Terjegal

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Kenaikan Harga Emas Dunia Terjegal

Husen Miftahudin • 3 October 2024 09:39

Chicago: Kenaikan harga emas yang sempat melonjak drastis pada perdagangan Selasa (1/10) gegara Iran melakukan serangan ke Israel, terjegal di perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB).

Melansir FX Street, Kamis, 3 Oktober 2024, harga emas spot berkisar di angka USD2.650 per troy ons, terbatas pada kisaran perdagangan yang ketat di tengah suasana pasar yang secara umum pesimis yang menguntungkan emas dan dolar AS.

Konflik Timur Tengah, dengan Israel dan Iran yang saling serang, membebani suasana hati investor. Kekhawatiran akan gangguan pasokan mendorong harga minyak mentah naik dan minat spekulatif terhadap aset safe haven.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)

Pasar saham diperdagangkan beragam di Asia dan Eropa, karena stimulus besar-besaran Tiongkok yang diumumkan minggu lalu sebagian mengimbangi ketegangan geopolitik.

Wall Street dibuka bervariasi, dengan hanya Dow Jones Industrial Average yang diperdagangkan di wilayah positif, naik tipis 0,02 persen pada saat penulisan. Nasdaq Composite dan S&P500 diperdagangkan di zona merah, meskipun kerugiannya kecil.
 

Baca juga: Goldman Sachs Kerek Perkiraan Harga Emas untuk Awal 2025, Ini Gara-garanya
 

Menanti besaran pemangkasan suku bunga Fed


Para pedagang Amerika sedang mencerna data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS), karena laporan ADP tentang penciptaan lapangan kerja swasta menunjukkan 143 ribu posisi baru ditambahkan pada September, lebih baik dari 120 ribu yang diantisipasi oleh para pelaku pasar.

Angka-angka yang menggembirakan mendukung greenback menjelang laporan Nonfarm Payrolls September yang akan dirilis pada Jumat. Pejabat Federal Reserve (Fed) menyatakan kekhawatiran tentang situasi ketenagakerjaan, mengalihkan fokus dari inflasi.

Secara umum para pembuat kebijakan yakin tentang inflasi yang bergerak menuju target dua persen. Namun, pasar kerja yang dulunya panas telah kehilangan tenaga selama beberapa bulan terakhir, dan angka-angka yang lebih rendah dari yang diantisipasi dapat mendorong Fed untuk melakukan pemotongan suku bunga yang lebih agresif. Itu tidak terjadi setelah rilis ADP, salah satu alasan indeks AS tetap bertahan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)