Diganggu BRICS, Dominasi Dolar AS Tetap Kuat

Mata uang dolar AS. Foto: Unsplash.

Diganggu BRICS, Dominasi Dolar AS Tetap Kuat

Arif Wicaksono • 20 February 2024 14:46

New York: Dominasi dolar AS akan tetap ada dengan ancaman datang dari Brazil, Russia, India, China, South Africa (BRICS). Mantan Direktur Divisi Keuangan Internasional The Fed Steven Kamin, dan Mantan Ekonom Departemen Keuangan AS Mark Sobel, menunjuk dominasi dolar AS tak bisa dibantah walaupun banyak gangguan dari domestik dan luar negeri.
 

baca juga:

Dolar AS Turun Tipis


"Dolar adalah mata uang yang paling banyak digunakan di dunia baik dalam perdagangan maupun cadangan bank sentral dan kemungkinan besar akan tetap seperti itu karena penggunaan greenback melampaui mata uang lain dengan selisih yang begitu besar," jelas m Steven dan Mark dikutip dari Business Insider, Selasa, 20 Februari 2024.

Menurut survei terbaru dari Bank of International Settlements, dia menuturkan mata uang Dolar AS menyumbang 88 persen dari seluruh perdagangan global harian.

Sementara itu, menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), mata uang ini menyumbang sekitar 55 persen dari seluruh cadangan bank sentral pada kuartal ketiga tahun 2023, jauh lebih banyak dibandingkan mata uang asing lainnya.  

Negara-negara dalam Kelompok BRICS sudah melakukan upaya untuk menghapuskan dolar dari perdagangan, sementara negara-negara seperti Rusia dan Tiongkok telah mengusulkan pembentukan mata uang baru untuk menantang dolar.

ancaman dalam negeri

Namun ancaman-ancaman tersebut pada kenyataannya cukup jinak dibandingkan dengan ancaman terhadap dolar yang datang dari AS sendiri. Kamin dan Sobel memperingatkan kemunduran parah dalam situasi keuangan dan ekonomi AS.

 “Mengingat polarisasi politik di negara ini, disfungsi Kongres AS, dan ketidaktertarikan politisi dari semua kalangan dalam membatasi pelebaran defisit anggaran AS, hal ini hampir tidak terpikirkan,” kata Kamin dan Sobel.

Risiko lainnya berasal dari fragmentasi perekonomian global menjadi beberapa blok yang terpisah seperti Uni Eropa, Asia serta kawasan lainnya yang membentuk perjanjian dagang antar kawasan.

“Dalam hal ini, perdagangan global, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi kemungkinan besar akan tertekan, dan implikasinya terhadap stabilitas politik dan militer internasional juga akan merugikan.” jelas dia.

Ekonom lain telah memperingatkan situasi fiskal yang genting di AS dapat membahayakan status dolar sebagai mata uang utama di pasar global. Menurut proyeksi dari Kantor Anggaran Kongres, defisit anggaran federal diperkirakan mencapai USD1,6 miliar tahun ini dan USD2,6 triliun sepuluh tahun dari sekarang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)