Presiden Jokowi/Medcom.id/Kautsar
Kautsar Widya Prabowo • 2 November 2023 08:28
Jakarta: Serangan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sebagai bentuk fitnah. Kepala Negara sejatinya tengah dikritisi netralitasnya karena anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, ikut dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Jurus fitnah yang membabi buta adalah cara-cara lama yang dilakukan lawan politiknya untuk mendelegitimasi dan mendemoralisasi Pak Jokowi," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PSI Raja Juli Antoni melalui keterangan tertulis, Kamis, 2 November 2023.
Juli mengingatkan Jokowi pernah difitnah PKI, anti-Islam, hingga menggunakan ijazah palsu. Saat ini, lanjut dia, Jokowi dituding mengendalikan ketua umum (ketum) partai politik (parpol) karena pegang kartu truf mereka.
"Sampaikan kepada para pemfitnah. Belajarlah dari sejarah, memfitnah Pak Jokowi adalah pekerjaan yang sia-sia, tidak berguna," ujar Juli.
Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN) itu klaim fitnah tidak menghentikan cinta rakyat ke Jokowi. Juli menyebut fitnah menambah solidaritas rakyat ke mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Sekadar mengingatkan, berhentilah mengerjakan sesuatu yang tidak ada maknanya. Para pemfitnah, mulai kampanye positif, promosikan kandidat capres yang kalian dukung," ucap Juli.