Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: Bappebti
Jakarta: Harga emas dunia lesu sepanjang pekan lalu seiring adanya aksi jual besar-besar di pasar global sehingga pemulihan cepat menjelang akhir pekan tidak banyak membantu logam mulia tersebut.
Menurut data pasar, dikutip dari Investing.com, Senin, 12 Agustus 2024, emas spot melemah 0,57 persen selama sepekan lalu. Pada Jumat (9/8), emas ditutup naik 0,16 persen secara harian ke USD2.431 per troy ons.
Secara teknikal, dalam chart harian, emas (XAU/USD) saat ini berada di atas area support USD2.415 dan menguji area resistance USD2.433 apabila ingin menjajal level USD2.450. Sementara, apabila emas tak sanggup ke utara, area support lainnya berupa level psikologis USD2.400
Pemangkasan suku bunga Fed jadi fokus investor
Ahli Strategi Komoditas di ING Ewa Manthey menjelaskan, fokus investor akan beralih ke potensi pemotongan
suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed), sementara arus masuk ETF dan pembelian oleh bank sentral akan mendukung harga emas di tengah risiko geopolitik.
Manthey mencatat, harga emas turun pada awal pekan ini seiring dengan penurunan pasar saham global akibat kekhawatiran resesi AS. Namun, emas diperkirakan akan pulih karena ketidakpastian geopolitik dan harapan pemotongan suku bunga oleh The Fed.
Meskipun terjadi penurunan tajam pada Senin pekan lalu, harga emas masih naik sekitar 15 persen di 2024 (ytd), didorong oleh pembelian bank sentral, konsumen Asia, dan ekspektasi pemotongan suku bunga Fed. Emas mencapai rekor tertinggi pada Juli 2024.
Emas masih diborong sejumlah bank sentral
Bank sentral, terutama dari negara berkembang seperti Uzbekistan dan India, terus membeli emas, meskipun Tiongkok telah memperlambat pembelian. ING memproyeksikan, permintaan emas dari bank sentral tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik.
Investor emas di ETF telah mengalami arus masuk positif untuk dua bulan berturut-turut, terutama dari Eropa dan Asia.
ING memproyeksikan harga emas rata-rata mencapai USD2.380 per ons pada kuartal III-2024 dan memuncak di USD2.450 per ons pada kuartal IV-2024, dengan rata-rata tahunan sebesar USD2.301 per troy ons.