Rupiah Perkasa Pagi Ini

Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Rupiah Perkasa Pagi Ini

Husen Miftahudin • 13 December 2023 09:42

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 13 Desember 2023, rupiah hingga pukul 9.19 WIB berada di level Rp15.601 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 20 poin atau setara 0,13 persen dari Rp15.621 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, indeks dolar turun tipis di perdagangan hari ini. Namun greenback bertahan di atas level 104 terhadap sejumlah mata uang lainnya, menjelang data inflasi utama AS dan ketidakpastian atas rencana The Fed untuk menurunkan suku bunga pada 2024 mendorong aliran dana ke dolar.

"Pasar sekarang fokus pada data inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS, yang akan dirilis pada hari Selasa. Meskipun angka tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada November, angka tersebut diperkirakan masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar dua persen," jelas Ibrahim.

Menyusul data inflasi, The Fed akan memutuskan suku bunga untuk terakhir kalinya tahun ini pada Rabu. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, namun sinyal apa pun dari bank sentral mengenai jalur suku bunga pada 2024 akan diawasi dengan ketat.

Sejauh ini, The Fed masih mempertahankan retorikanya dimana suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Namun tanda-tanda melambatnya perekonomian AS baru-baru ini memicu beberapa spekulasi mengenai penurunan suku bunga lebih awal pada tahun depan.

Selain itu, data yang dirilis pada akhir pekan menunjukkan Tiongkok, negara ekonomi terbesar di dunia, semakin mengalami disinflasi pada November.

"Angka tersebut meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi berkelanjutan di negara tersebut, dan juga menimbulkan dampak negatif bagi pasar komoditas, mengingat melambatnya pertumbuhan di Tiongkok. Fokus kini tertuju pada isyarat ekonomi Tiongkok pada minggu ini, dengan data produksi industri yang akan dirilis pada hari Jumat," terang Ibrahim.

Baca juga: Dolar Melemah Usai Indeks Harga Konsumen AS Dirilis
 

Kinerja penjualan eceran meningkat


Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada November 2023 meningkat, tecermin dari indeks penjualan riil (IPR) November sebesar 209,4 atau tumbuh 2,9 persen secara year on year (yoy).

Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, subkelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan tumbuh 0,9 persen month to month (mtm) didorong oleh peningkatan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta kelompok suku cadang dan aksesori.

Sementara itu, beberapa kelompok tetap tumbuh positif meski melambat, antara lain, kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring dengan cuaca yang kurang mendukung.

Pada Oktober 2023, IPR tercatat sebesar 207,5 atau secara tahunan tumbuh 2,4 persen (yoy). Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.600 per USD hingga Rp15.660 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)