Antisipasi Bencana, DIY Siapkan Modifikasi Cuaca Geser Hujan ke Laut

Suasana Tugu Yogyakarta. Metrotvnews.com/ Ahmad Mustaqim

Antisipasi Bencana, DIY Siapkan Modifikasi Cuaca Geser Hujan ke Laut

Lukman Diah Sari • 14 November 2025 23:23

Yogyakarta: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk memindahkan hujan ke laut. Hal itu untuk mencegah potensi bencana hidrometeorologi di DIY. 

"Kami ada operasi modifikasi cuaca (OMC), itu sebenarnya intervensi terhadap kondisi cuaca yang berpotensi menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem, hujan yang terlalu lebat," ujar Kepala Pelaksana BPBD DIY Agustinus Ruruh Haryata saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat, 14 November 2025, melansir Antara.

Ruruh Haryata menyebut rekayasa cuaca itu disiapkan mengingat DIY kini berstatus siaga darurat bencana hidrometeorologi. Status tersebut tertuang dalam SK Gubernur DIY Nomor 347/2025 yang berlaku sejak 20 Oktober hingga 19 November 2025 dan dapat diperpanjang menyesuaikan kondisi. 



Ilustrasi - Awan mendung di atas Kota Yogyakarta. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Dia menerangkan pelaksanaan teknis OMC bakal dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sementara BPBD DIY menyiapkan dasar regulasi melalui penetapan status tersebut. 

"Kami hanya menyiapkan dari sisi regulasi. Pemda sudah mengeluarkan, melalui Pak Gubernur itu, SK Gub tentang siaga bencana Hidrometeorologi, dari SK itu nanti bisa menjadi dasar BNPB untuk melakukan intervensi OMC tadi," ujar dia. 

Menurut Ruruh, penerapan OMC di DIY baru kali pertama dilakukan. Teknologi tersebut digunakan untuk mengarahkan potensi hujan lebat yang berada di daratan ke arah laut agar tidak menimbulkan risiko bencana. 

"Intinya itu nanti hujan diarahkan, digeser ke laut. Jadi kalau potensi hujan berada di posisi daratan akan digeser, melalui intervensi teknologi, ke laut," jelas dia. Mengenai waktu pelaksanaan OMC, menurut Ruruh, bergantung pada prediksi cuaca, terutama jika muncul indikasi cuaca ekstrem. Ruruh memastikan tidak ada dampak negatif saat nantinya teknologi tersebut diterapkan.

"Tentunya enggak (ada dampak negatif). Dampaknya dampak positif karena kami mengendalikan supaya tidak timbul potensi bencana," ungkap dia.

Selain di level provinsi, menurut dia, kabupaten/kota di wilayah itu telah menyiapkan penetapan status serupa untuk mendukung langkah antisipasi menghadapi puncak musim hujan.

Kepala Stasiun Klimatologi DIY Reni Kraningtyas menyebut, curah hujan di DIY pada November 2025 diprediksi berada pada kisaran 201 - 500 mm per bulan dengan sifat hujan di atas normal. Adapun pada Desember 2025, curah hujan diperkirakan 151 - 500 mm per bulan dengan sifat normal, dan pada Januari 2026 berkisar 201 - 500 mm per bulan dengan sifat normal.

Reni mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah di wilayah rawan banjir, tanah longsor, dan angin kencang meningkatkan kewaspadaan menghadapi puncak musim hujan.

"Melakukan tindakan mitigasi bencana meliputi membersihkan saluran-saluran air, memangkas dahan pohon, memastikan kekuatan baliho-baliho di jalan raya dan tindakan-tindakan mitigasi bencana lainnya," ujar Reni.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)