Gara-gara Kekhawatiran Perang Dagang, Rp24 Triliun Duit Asing di Indonesia 'Lenyap Seketika'

Ilustrasi. Foto: dok BI.

Gara-gara Kekhawatiran Perang Dagang, Rp24 Triliun Duit Asing di Indonesia 'Lenyap Seketika'

Husen Miftahudin • 12 April 2025 12:30

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing keluar dari pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Hal ini terjadi sebagai dampak atas perang tarif bea masuk (impor) yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.

Berdasarkan data transaksi pada 8-10 April 2025, dana dari investor asing (nonresiden) tercatat jual neto (outflow) sebanyak Rp24,04 triliun.

Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini terjadi pada seluruh instrumen keuangan. Terbesar di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang kehilangan duit asing sebanyak Rp10,47 triliun.

Sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor bule menarik duitnya sebesar Rp7,84 triliun. Sedangkan di pasar saham, dana asing yang pulang kampung sebanyak 5,73 triliun.

"Aliran neto asing sepanjang 2025 (ytd), berdasarkan data setelmen sampai dengan 10 April 2025, tercatat beli neto Rp7,11 triliun di SRBI dan Rp13,05 triliun di pasar SBN. Sementara itu, jual neto Rp32,48 triliun di saham," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 12 April 2025.

Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 113,35 basis poin (bps) per 10 April 2025 dari 105,75 bps per 4 April 2025. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.

Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
 

Baca juga: WTO Ingatkan AS-Tiongkok Tergerusnya PDB Global Imbas Perang Tarif


(Ilustrasi modal asing dalam bentuk dolar AS. Foto: dok MI/Rommy Pujianto)
 

Rupiah tergelincir


Minggatnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik membuat nilai tukar rupiah takluk terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah masih tak sanggup melawan kedigdayaan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 11 April 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.795,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 27,5 poin atau setara 0,16 persen dari posisi Rp16.772 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.790 per USD. Rupiah melemah lima poin atau setara 0,03 persen dari Rp16.759 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.805 per USD. Mata uang Garuda tersebut tergelincir 26 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.779 per USD.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)