Menguat Tipis, Rupiah Masih Berada di Level Rp16.600-an per Dolar AS

Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah

Menguat Tipis, Rupiah Masih Berada di Level Rp16.600-an per Dolar AS

Eko Nordiansyah • 28 October 2025 16:18

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan. Rupiah mampu menjaga penguatan yang didapat atas dolar AS sejak pembukaan perdagangan pagi tadi.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 28 Oktober 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.608 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 13 poin atau setara 0,08 persen dari posisi Rp16.621 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.600 per USD. Rupiah menguat sebanyak 23 poin atau setara 0,14 persen dari Rp16.623 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.622 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat enam poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.628 per USD.



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Ketegangan AS-Tiongkok mereda

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan para pejabat AS dan Tiongkok telah menyusun kerangka kerja substansial untuk kesepakatan perdagangan yang akan memungkinkan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping untuk membahas kerja sama perdagangan minggu ini.

Bessent mengatakan kerangka kerja tersebut akan menghindari tarif AS sebesar 100 persen atas barang-barang Tiongkok dan mencapai penangguhan kontrol ekspor logam tanah jarang Tiongkok.

Sementara, laporan indeks harga konsumen (CPI) AS yang lebih rendah dari perkiraan minggu lalu memperkuat taruhan untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan investor sekarang mencari panduan tentang prospek pelonggaran tambahan hingga akhir tahun.

"Fokus minggu ini adalah keputusan suku bunga dari beberapa bank sentral dengan fokus utama adalah keputusan kebijakan terbaru dari Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) yang akan dirilis pada Kamis," jelas Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi.

Di sisi lain, ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 tumbuh 4,9 persen dibanding kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen (yoy). Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat itu lebih dipengaruhi dari sisi domestik. Hal itu tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen pada September 2025 yang tercatat menurun dibanding bulan sebelumnya.

Sedangkan, untuk kuartal IV-2025, pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat dibanding kuartal III-2025. Selain karena faktor musiman, yakni belanja pemerintah yang lebih kencang di kuartal tersebut, pemerintah juga menyalurkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam paket stimulus ekonomi.

Pada 2025 ekonomi nasional diproyeksikan akan tumbuh sebesar lima persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan pulih tahun depan di atas lima persen, melihat kondisi global yang terus membaik seperti perang dagang dan sentimen geopolitik di eropa, antara Rusia dan Ukraina.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)