Lebih dari Sekadar Mobil Listrik, VinFast Bangun Ekosistem EV Terintegrasi di Indonesia

VinFast VF 3, foto: Dok VinFast

Lebih dari Sekadar Mobil Listrik, VinFast Bangun Ekosistem EV Terintegrasi di Indonesia

Putri Purnama Sari • 9 November 2025 19:04

Jakarta: Pemerintah Indonesia saat ini tengah berkomitmen mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Langkah tegas ini diambil untuk mengurangi emisi gas buang seperti karbon dioksida yang dapat memperparah polusi udara sehingga dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Dengan adanya kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan, jejak karbon transportasi dapat berkurang secara signifikan. Masalah gangguan pernapasan dan polusi udara turut teratasi.

Pengembangan ekosistem kendaraan kendaraan listrik tentunya akan mendukung transformasi menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Net Zero Emission di 2060.

Subang Jadi Lokasi Strategis Pabrik VinFast


Pabrik VinFast, foto: Dok VinFast

Tak hanya itu, Indonesia juga tengah mendorong transisi industri menuju Electric Vehicle (EV), agar dapat menjadi pusat produksi kendaraan listrik. Terbaru, raksasa otomotif asal Vietnam, VinFast ikut serta dalam mewujudkan misi Indonesia menuju Net Zero Emision melalui pembangunan pabrik mobil listrik di Subang, Jawa Barat.

Subang dipilih sebagai wilayah pembangunan pabrik VinFast karena wilayah yang strategis dengan hadirnya berbagai program strategis nasional, seperti bandara, pelabuhan internasional, adanya akses tol, juga hadirnya kawasan-kawasan industri.

Dengan membangun pabrik kendaraan listrik di Subang, VinFast tak hanya memperluas bisnisnya, namun juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan membuka peluang lapangan kerja baru yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, tahap pertama operasional pabrik ini akan menyerap ratusan hingga ribuan pekerja. Hal ini dipastikan dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi tenaga kerja lokal.

"Pada perencanaan awal, nanti di tahap pertama kita mungkin menyerap tenaga kerja antara 900 hingga 1.000 orang pada fase satu, tenaga kerja ini akan mulai beraktivitas menjelang dimulainya produksi percobaan (trial production) yang dijadwalkan pada akhir tahun ini," ungkap Kariyanto.

Kariyanto optimistis, jumlah ini nantinya terus bertambah seiring perkembangan bisnis dan operasional pabrik.

"Tentu kita harapkan jumlahnya akan terus berkembang dan bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja. Kami yakin dengan pabrik itu akan memberikan multiplier effect yang sangat besar, tidak hanya kepada kami, direct employee, tapi juga kepada indirect dengan supplier dan lain sebagainya," tambahnya.

Baca juga: Pertumbuhan Kendaraan Listrik Meningkat, Jaringan SPKLU Rambah Lokasi Strategis 

VinFast VF 3 Jadi Andalan Pertama


VinFast VF 3, Foto: Dok. VinFast

Sejalan dengan itu, Kariyanto juga mengonfirmasi bahwa pabrik ini akan memulai produksi massalnya pada Maret 2026, dengan tahap uji coba dimulai lebih awal pada Desember 2025 dengan model pertama yang dirakit adalah VinFast VF 3.

"Untuk pabrik nanti, perakitan percobaan akan dimulai pada Desember 2025. Produksi massalnya baru berjalan pada Maret 2026, dan kita akan mulai dari VF 3 terlebih dahulu. Nanti setelah Maret 2026, bertahap kita tambah produk yang diproduksi," ujarnya.

VinFast VF 3 merupakan mobil listrik yang bentuknya mungil, ceria, dengan siluet yang unik, menjadikan mobil ini cocok untuk kebutuhan mobilitas perkotaan. Namun, di balik tampilannya yang kecil, VF 3 ternyata menawarkan kapabilitas dan kepraktisan yang mumpuni.

VF 3 memiliki dimensi panjang 3.190 mm, lebar 1.679 mm, dan tinggi 1.652 mm, dengan pelek alloy 16 inci dan ground clearance 175 mm, sehingga tetap nyaman dan aman melewati jalan yang tidak rata.

Mobil ini juga mampu menempuh jarak hingga 215 km dengan sekali pengisian penuh, dan fast charging memungkinkan baterai terisi dari 10 hingga 70 persen hanya dalam 36 menit. Artinya, VF 3 memiliki kapasitas yang lebih dari cukup untuk kebutuhan harian di perkotaan.

Tak hanya itu, pengisian daya di charging station bisa dilakukan dengan cepat. Akselerasi juga cukup cepat: 0–50 km/jam dalam 5,3 detik, dengan kecepatan puncak 100 km/jam. Meski kecepatannya tidak terlalu tinggi, VF 3 ideal untuk dikendarai di kota-kota Asia Tenggara yang padat lalu lintasnya.

Ekosistem Terpadu dari Hulu hingga Hilir 

VinFast VF 7 saat dipamerkan di GIIAS, foto: Dok Vinfast

Langkah besar VinFast untuk menjejakkan kaki di Subang tak hanya sekadar menjual kendaraan masa depan, tetapi juga merancang ekosistem EV yang menyeluruh, mulai dari manufaktur hingga infrastruktur pengisian daya demi terciptanya ekosistem EV yang berkelanjutan di Indonesia. VinFast aktif membangun jaringan pengisian daya (charging station). Langkah ini bertujuan untuk mengatasi salah satu hambatan terbesar adopsi kendaraan listrik, yaitu keterbatasan infrastruktur pengisian.

Melalui V-Green, perusahaan afiliasi yang secara khusus didirikan untuk mengembangkan dan mengoperasikan jaringan pengisian daya kendaraan listrik (EV) di seluruh wilayah Indonesia, VinFast berupaya menjawab tantangan keterbatasan infrastruktur kendaraan listrik. Inisiatif ini merupakan bagian penting dari strategi besar VinFast dalam membangun ekosistem mobilitas listrik yang menyeluruh dan berkelanjutan di Tanah Air.

Sebagai bukti komitmen seriusnya, pada awal tahun 2025 V-Green menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan empat mitra strategis nasional dan internasional untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pengisian daya. Melalui kemitraan ini, V-Green menargetkan pembangunan lebih dari 63.000 titik pengisian daya di berbagai kota besar dan wilayah potensial di Indonesia hingga akhir 2025, dengan nilai total investasi yang mencapai sekitar USD 300 juta.

Langkah ambisius tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk memperluas ketersediaan fasilitas pengisian bagi pengguna kendaraan listrik VinFast, tetapi juga untuk mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik secara nasional.

Dengan adanya jaringan pengisian yang luas, handal, dan mudah diakses, VinFast melalui V-Green berharap dapat membangun fondasi ekosistem EV yang kuat dan inklusif, serta berkontribusi terhadap target pemerintah Indonesia dalam mewujudkan transportasi rendah emisi dan ramah lingkungan.

“VinFast tidak hanya menghadirkan kendaraan listrik canggih, tetapi juga membangun ekosistem lengkap, mulai dari kendaraan, baterai, pengisian daya, layanan purna jual, hingga pembiayaan, untuk memastikan keluarga Indonesia dapat beralih ke mobilitas listrik dengan percaya diri. Kehadiran VF 7 dan program kepemilikan komprehensif yang kami tawarkan menegaskan komitmen kami dalam menjadikan mobilitas hijau lebih mudah diakses dan praktis bagi semua orang,” kata Kariyanto Hardjosoemarto, saat peluncuran VF7 di GIIAS 2025.
 

Baca juga: Indonesia Menuju Net Zero Emissions 2060, Apa Sebenarnya Maknanya?

Inovasi Skema Langganan Baterai


VinFast Tawarkan Skema Berlanggan Baterai Mobil Listrik di Pasar Indonesia. Foto: Dok VinFast

Dalam upayanya untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan aksesibilitas kendaraan listrik bagi masyarakat, VinFast menghadirkan terobosan inovatif melalui penerapan model bisnis battery subscription atau skema langganan baterai.

Konsep ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi konsumen, dengan cara memisahkan kepemilikan kendaraan dan baterai. Artinya, pembeli dapat memiliki mobil listrik VinFast dengan harga yang jauh lebih terjangkau karena tidak perlu langsung membeli baterainya, melainkan cukup membayar biaya langganan bulanan sesuai kebutuhan penggunaan.

Skema ini tidak hanya membantu menurunkan biaya awal kepemilikan kendaraan listrik (EV), tetapi juga mengurangi kekhawatiran konsumen terhadap penurunan kapasitas atau usia pakai baterai-salah satu faktor yang sering menjadi hambatan utama dalam adopsi EV.

Melalui sistem langganan, VinFast memastikan bahwa pelanggan selalu mendapatkan baterai dengan performa optimal dan dapat diganti sewaktu-waktu apabila terjadi penurunan kualitas.

Meskipun demikian, opsi kepemilikan penuh tetap tersedia bagi konsumen yang lebih memilih untuk membeli kendaraan beserta baterainya secara permanen. Dengan strategi ganda ini, VinFast berupaya menyesuaikan diri dengan berbagai preferensi dan kemampuan finansial pengguna, sekaligus memperluas segmen pasar kendaraan listrik di Indonesia.

Melalui edukasi pasar yang berkelanjutan, sosialisasi manfaat ekonomi, serta jaminan layanan purna jual yang transparan, model langganan baterai ini diharapkan dapat menjadi katalis penting dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik secara massal di Tanah Air. Pendekatan ini juga mencerminkan komitmen VinFast untuk membangun ekosistem EV yang inklusif, terjangkau, dan berorientasi pada kenyamanan pengguna.

Dengan visi jangka panjang dan strategi terintegrasi, VinFast membuktikan bahwa transformasi menuju kendaraan listrik bukan sekadar soal mengganti mesin bensin dengan baterai. Lebih dari itu, ini adalah tentang membangun ekosistem mobilitas berkelanjutan yang mendukung gaya hidup baru lebih bersih, efisien, dan terkoneksi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)