Inovasi Pemanfaatan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat

CEO YRII Nanang Subana Dirja. Foto: Istimewa.

Inovasi Pemanfaatan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat

Anggi Tondi Martaon • 18 October 2025 23:36

Jakarta: Islamic Relief Indonesia (YRII) memaparkan hasil riset dan implementasi program Islamic Ultra Poor Graduation (IUPG), yaitu model inovatif pemberdayaan masyarakat berbasis zakat produktif. Tujuannya, mentransformasi mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pembayar zakat). 

Pemaparan disampaikan CEO YRII Nanang Subana Dirja dalam forum bergengsi International Conference on Business and Management Research (ICBMR) 2025 dengan tema Redefining Impactful Business Management in the AI Era. Menurut Nanang, IUPG mengintegrasikan konsep Ultra Poor Graduation untuk memperkuat daya tahan ekonomi, spiritual, dan sosial masyarakat miskin ekstrem di Indonesia.

“Kami ingin menunjukkan bahwa zakat bukan hanya alat bantu konsumtif, tapi bisa menjadi modal produktif yang mengubah nasib. Melalui IUPG, kami mendampingi para mustahik agar mampu bertransformasi menjadi mandiri, bahkan menjadi muzakki yang memberi kembali untuk masyarakat,” kata Nanang melalui keterangan tertulis, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Program IUPG pertama kali diimplementasikan Islamic Relief Indonesia di Desa Perigi, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, sejak Agustus 2024. Hingga kini, lebih dari 1.000 rumah tangga telah mengikuti pelatihan, mentoring, dan pendampingan usaha berbasis zakat produktif, dengan dukungan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) setempat. 

Baca juga: 

7 Hikmah Membayar Zakat yang Membawa Berkah Hidup


Hasilnya, 600 peserta telah berhasil mengembangkan usaha produktif dengan peningkatan nilai aset yang signifikan. 
Salah satunya Rohanah, warga Desa Perigi yang berhasil mengembangkan usaha ternak kambing. 

Berawal dari bantuan modal Rp.6,9 juta, Rohana kini mampu menggandakan ternaknya dari empat menjadi sembilan ekor dalam enam bulan. Bahkan menargetkan kepemilikan 40 ekor kambing dalam empat tahun. 

Nanang menyampaikan, tidak hanya secara ekonomi, peningkatan spiritual juga tampak dari komitmen Rohanah menunaikan zakat, sedekah, dan berbagi hasil panen kepada tetangga yang membutuhkan.

“Transformasi ini tidak hanya soal peningkatan ekonomi, tapi juga kebangkitan spiritual dan sosial. Ketika seseorang yang dulunya penerima zakat kini bisa menunaikan zakat, di situlah kesejahteraan sejati tercapai,” ungkap Nanang.

Pendekatan IUPG memadukan transfer aset produktif, pelatihan keterampilan, literasi keuangan syariah, serta pendampingan intensif. Dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dikelola secara produktif terbukti mampu menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap pinjaman berbunga tinggi dan memperkuat kemandirian ekonomi keluarga.

Melalui forum ICBMR 2025 yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), YRII menegaskan komitmennya untuk mendorong model IUPG sebagai praktik baik (best practice) pengentasan kemiskinan berbasis syariah. Hal itu dinilai sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan Sustainable Development Goals (SDGs).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggi Tondi)