Rupiah Rabu Pagi Masih Melemah, Nyaris Sentuh Rp15.400/USD

Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Rabu Pagi Masih Melemah, Nyaris Sentuh Rp15.400/USD

Husen Miftahudin • 20 September 2023 09:37

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 20 September 2023, rupiah dibuka di level Rp15.391 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 11 poin atau setara 0,07 persen dari Rp15.380 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.390 per USD, turun 15 poin atau setara 0,09 persen dari Rp15.375 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah pada perdagangan di sepanjang hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meskipun begitu, mata uang Garuda tersebut akan kembali ditutup melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.370 per USD hingga Rp15.430 per USD," ungkap Ibrahim dikutip dari analisis harian.

Baca juga: Menanti Keputusan The Fed, Dolar Flat
 

Cetak rekor indeks PMI Manufaktur


Di sisi lain, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 53,9 pada Agustus 2023. Angka itu tercatat sebagai rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir.

"Kenaikan PMI mengindikasikan sentimen positif menggeliatnya sektor manufaktur nasional," sebut Ibrahim.

Peningkatan PMI pada kuartal ini banyak disumbang oleh kenaikan pada komponen volume produksi 55,16, volume total pesanan 54,37, dan volume persediaan barang jadi 53,10.  

Meskipun nilai PMI menunjukan peningkatan, menurut Ibrahim, ada dua komponen PMI yang masih bergerak lamban dan menunjukan pada posisi kontraksi (indeks di bawah 50). Dua komponen itu adalah Penerimaan barang pesanan input 49,21 dan total jumlah karyawan 48,02

Dua komponen itu disebabkan sistem logistik global yang belum sepenuhnya pulih, kecenderungan negara-negara penghasil bahan baku untuk menahan ekspor karena mengantisipasi gangguan iklim ekstrem, serta indikasi sistem logistik nasional yang belum efisien.

Selain itu, adanya kehati-hatian di dunia usaha dalam merekrut pekerja untuk membuat komitmen jangka panjang. Karena itu, perlu adanya sikap dan komunikasi publik yang baik terkait kebijakan ketenagakerjaan serta keberlanjutan pembangunan pasca pemilu.

Data PMI juga menunjukkan adanya kecepatan ekspansi atau pertumbuhan antarsubsektor. Pada kuartal II, subsektor dengan PMI tertinggi yakni industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki.

"Meskipun demikian, persaingan yang ketat dengan produk impor, serta sulitnya bahan baku dan akses pasar ekspor berpotensi menurunkan ekspansi industri ini pada kuartal III," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)