Presiden AS Joe Biden. (EPA)
Willy Haryono • 13 January 2025 06:29
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu via sambungan telepon, kata Gedung Putih pada hari Minggu kemarin.
Percakapan terjadi di saat para pejabat AS berlomba-lomba mencapai kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Jalur Gaza sebelum Biden meninggalkan jabatannya.
Melansir dari The New Daily, Senin, 13 Januari 2025, Biden dan Netanyahu membahas upaya mencapai kesepakatan guna menghentikan pertempuran di Gaza dan membebaskan para sandera yang tersisa di sana, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan setelah kedua pemimpin berbicara melalui telepon.
Biden "menekankan perlunya segera menerapkan gencatan senjata di Gaza dan pengembalian para sandera dengan lonjakan bantuan kemanusiaan yang dimungkinkan oleh penghentian pertempuran berdasarkan kesepakatan tersebut,” ujar Gedung Putih.
Netanyahu mengatakan dia memberi tahu Biden tentang kemajuan dalam negosiasi dan tentang mandat yang telah dia berikan kepada delegasi keamanan tingkat atasnya di Doha untuk memajukan kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata Gaza.
Kedua pemimpin juga membahas "kondisi regional yang berubah secara mendasar setelah kesepakatan gencatan senjata di Lebanon, jatuhnya rezim (Bashar al-)Assad di Suriah, dan melemahnya kekuatan Iran di kawasan tersebut," kata Gedung Putih.
Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan kepada media CNN pada hari Minggu bahwa kedua belah pihak "sangat, sangat dekat" untuk mencapai kesepakatan, tetapi masih harus menyelesaikannya.
Ia mengatakan Biden mendapatkan informasi terbaru setiap hari tentang pembicaraan di Doha, di mana pejabat Israel dan Palestina telah mengatakan sejak Kamis lalu bahwa telah ada beberapa kemajuan dalam pembicaraan tidak langsung antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas.
"Kami masih bertekad untuk menggunakan setiap hari yang kami miliki di kantor untuk menyelesaikan ini," sebut Sullivan.
"Kami tidak akan mengesampingkan ini,” lanjutnya.
Sullivan mengatakan masih ada peluang untuk mencapai kesepakatan sebelum Biden meninggalkan posisi presiden pada 20 Januari, tetapi masih ada kemungkinan "Hamas akan tetap bersikap keras kepala."
Selama panggilan telepon mereka, Netanyahu juga berterima kasih kepada Biden atas dukungan kuat AS terhadap Israel dan "dukungan luar biasa Amerika Serikat untuk keamanan dan pertahanan nasional Israel,” tutur Gedung Putih.
Israel melancarkan serangannya di Jalur Gaza setelah pejuang Hamas menyerbu perbatasannya pada Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, lebih dari 46.000 orang telah tewas di Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina, dengan sebagian besar daerah kantong itu hancur dan dilanda krisis kemanusiaan serta banyak penduduknya mengungsi.
Baca juga: Hamas Sebut Nasib Sandera di Gaza Bergantung pada Netanyahu