Mobil truk tertimbun longsor saat mengangkut material tambang. Dokumentasi/ istimewa
Jakarta: Longsor di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) daerah Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Kembali terjadi hingga menyebabkan korban saat tengah memuat material ke truk.
Direktur Kampanye dan Advokasi Yayasan Masyarakat Madani Indonesia (Yammi) Sulawesi Tengah, Africhal Khamane'i, mengatakan baru beberapa bulan lalu atau tepatnya awal Juni 2025, dua penambang tewas dalam kejadian serupa di lokasi 'Kijang 30'.
Satu korban yang merupakan warga Kecamatan Palolo meninggal di lokasi, sementara korban lainnya yang berasal dari Provinsi Gorontalo meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Kejadian berulang ini menunjukkan bahwa aktivitas PETI di Poboya telah menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak dan memakan korban," kata Africhal dalam keterangan pers dikutip Sabtu, 11 Oktober 2025.
Dia menjelaskan para penambang yang bekerja adalah warga yang terdesak secara ekonomi, namun justru dihadapkan pada kondisi kerja yang sangat berbahaya tanpa standar keselamatan yang memadai. Tidak ada pengawasan, tidak ada prosedur keselamatan, dan tidak ada jaminan perlindungan.
Menurut Africhal yang lebih memprihatinkan, aktivitas tambang ilegal terus beroperasi meski berulang kali memakan korban jiwa. Dia mendesak penegak hukum khususnya Kepolisian Resor Kota Palu, Kejaksaan Negeri Palu, dan instansi terkait untuk melakukan tindak lanjut agar tidak ada lagi korban jiwa.
"Membiarkan aktivitas berbahaya ini terus berlanjut dengan dalih apapun adalah bentuk ketidakberpihakan kepada keselamatan jiwa manusia. Tidak boleh ada lagi korban yang jatuh karena kelalaian negara dalam menegakkan hukum dan melindungi warganya," ungkap Africhal.
YAMMI juga mengingatkan Pemerintah Kota Palu dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk tidak hanya bersikap reaktif ketika korban berjatuhan, tetapi harus proaktif dalam mencegah tragedi serupa.
"Kami berharap tragedi Poboya menjadi titik balik bagi semua pihak untuk benar-benar serius dalam mengakhiri praktik PETI yang telah memakan terlalu banyak korban. Biarkan ini menjadi longsor terakhir yang merenggut nyawa di Poboya," ujar Africhal.